Kasus Perusakan Pohon: Mantan Wabup Lombok Tengah Tetap Diproses Hukum
Polres Lombok Tengah memastikan kasus dugaan perusakan pohon yang dilaporkan terhadap mantan Wabup inisial LS tetap diproses hukum, meskipun terlapor memberikan klarifikasi.

Polres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan bahwa kasus pelaporan mantan Wakil Bupati (Wabup) Lombok Tengah berinisial LS terkait dugaan perusakan pohon milik Maya Yuliana di Kelurahan Leneng tetap berlanjut. Laporan tersebut telah diterima pada 15 Februari 2025 dan proses hukumnya akan terus berjalan sesuai aturan yang berlaku. Peristiwa ini melibatkan warga sekitar dan mantan pejabat daerah, menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan transparansi proses hukum.
Konfirmasi dari Kasi Humas Polres Lombok Tengah, Iptu Lalu Brata, menyatakan bahwa proses hukum akan tetap berjalan, terlepas dari status terlapor sebagai mantan pejabat publik. Pihak kepolisian akan melakukan klarifikasi terhadap pelapor, saksi, dan terlapor untuk mengungkap fakta sebenarnya. Proses klarifikasi ini akan menjadi langkah penting dalam menentukan arah penyelesaian kasus ini.
Kasus ini bermula dari laporan Maya Yuliana, Ketua Portir Indonesia Internasional, yang mengaku 27 pohon yang ia tanam dan rawat di lahan dekat rumah mantan Wabup Lombok Tengah dirusak. Ia merasa kecewa karena upayanya dalam mendukung program penghijauan pemerintah justru berbenturan dengan tindakan mantan pejabat daerah yang merusak tanaman tersebut. Lokasi penanaman pohon tersebut sebelumnya merupakan tempat pembuangan sampah yang telah direklamasi oleh Maya Yuliana.
Klarifikasi Pihak Terlapor dan Pelapor
Mantan Wabup LS memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut. Ia membantah telah menebang puluhan pohon, dan menyatakan hanya memangkas sekitar lima atau enam pohon yang dianggap membahayakan karena kondisi cuaca ekstrem dan mengganggu kenyamanan rumah tetangga. Menurutnya, daun-daun pohon tersebut sering masuk ke rumah tetangga dan menjadi sampah.
LS menjelaskan bahwa pemangkasan pohon dilakukan karena beberapa pohon menempel di tembok rumahnya dan dianggap membahayakan selama musim hujan dan angin kencang. Ia menekankan bahwa tindakannya bukan merupakan perusakan puluhan pohon seperti yang dilaporkan.
Sementara itu, Maya Yuliana tetap pada laporannya dan berharap agar aparat penegak hukum dapat menangani kasus ini secara adil dan transparan, tanpa pandang bulu. Ia menekankan pentingnya keadilan dalam kasus ini, mengingat tindakan perusakan pohon tersebut telah menghambat upaya penghijauan yang ia lakukan.
Lima orang, termasuk mantan Wabup LS, dilaporkan terlibat dalam insiden tersebut. Polisi akan memanggil dan meminta klarifikasi dari semua pihak yang terlibat untuk melengkapi proses penyelidikan.
Proses Hukum yang Berjalan
Proses hukum akan terus berjalan sesuai prosedur yang berlaku. Polisi akan mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan dari semua pihak yang terkait untuk memastikan keadilan ditegakkan. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan mantan pejabat daerah, sehingga transparansi dan akuntabilitas proses hukum sangat penting.
Langkah selanjutnya adalah pemanggilan dan klarifikasi terhadap semua pihak yang terlibat dalam kasus ini. Hasil klarifikasi tersebut akan menentukan langkah hukum selanjutnya yang akan diambil oleh pihak kepolisian. Publik menantikan perkembangan kasus ini dan berharap proses hukum berjalan dengan adil dan transparan.
Kasus ini menyoroti pentingnya menjaga lingkungan dan penegakan hukum yang adil, tanpa pandang bulu. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai lingkungan dan menaati hukum yang berlaku.