Kecelakaan Jaklingko di Cengkareng: Pemprov DKI Perketat Seleksi Pengemudi Angkutan Umum
Kecelakaan Jaklingko di Cengkareng mengakibatkan Pemprov DKI Jakarta memperketat seleksi pengemudi angkutan umum, termasuk pemeriksaan kesehatan, latar belakang, dan pengalaman mengemudi.

Kecelakaan yang melibatkan angkutan umum Jaklingko di Jalan Bangun Nusa, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat, 9 Mei 2023, sekitar pukul 20.10 WIB, mengakibatkan delapan orang terluka. Kejadian ini mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan evaluasi dan memperketat seleksi para pengemudi angkutan umum di seluruh Jakarta. Langkah ini diambil untuk mencegah terulangnya insiden serupa dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan penumpang.
Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, menyatakan bahwa seleksi pengemudi ke depannya akan lebih ketat. Hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan, riwayat latar belakang, dan pengalaman mengemudi. Menurutnya, lalu lintas Jakarta yang padat dan seringkali semrawut menuntut para pengemudi untuk selalu fokus dan berhati-hati dalam menjalankan tugas.
Pemprov DKI Jakarta menyadari pentingnya keamanan dan kenyamanan penumpang sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, kebijakan ini tidak hanya diterapkan pada pengemudi Jaklingko, tetapi juga akan mencakup seluruh angkutan umum yang beroperasi di wilayah Jakarta. Langkah komprehensif ini diharapkan dapat meminimalisir risiko kecelakaan di masa mendatang.
Seleksi Pengemudi yang Lebih Ketat
Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan standar seleksi yang lebih ketat untuk para pengemudi angkutan umum. Proses seleksi ini akan mencakup pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani yang lebih menyeluruh untuk memastikan para pengemudi dalam kondisi prima saat mengemudikan kendaraan. Selain itu, riwayat latar belakang para calon pengemudi akan diteliti secara detail untuk memastikan integritas dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.
Pengalaman mengemudi juga menjadi faktor penting dalam seleksi ini. Calon pengemudi akan dinilai berdasarkan pengalaman mereka dalam menghadapi berbagai kondisi lalu lintas, termasuk situasi yang menantang dan membutuhkan keterampilan mengemudi yang handal. Tujuannya adalah untuk memilih pengemudi yang kompeten dan mampu menjaga keselamatan penumpang.
Pemprov DKI Jakarta berharap dengan adanya seleksi yang lebih ketat ini, kualitas dan profesionalisme para pengemudi angkutan umum di Jakarta akan meningkat. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan keselamatan dan kenyamanan penumpang, serta mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.
Tanggapan TransJakarta dan Penyelidikan Kecelakaan
TransJakarta, sebagai operator Jaklingko, menyatakan turut prihatin atas kecelakaan yang terjadi dan memastikan para korban mendapatkan perawatan medis yang memadai. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Masyarakat TransJakarta, Tjahyadi DPM, menyampaikan bahwa TransJakarta telah melakukan pemeriksaan terhadap pramudi Mikrotrans KWK 240247, rute Jak 79 (Tubagus Angke-Rawa Buaya), yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Pemeriksaan meliputi tes NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) dan alkohol, yang hasilnya negatif.
Meskipun hasil tes pramudi negatif, penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan. TransJakarta menegaskan komitmennya terhadap keselamatan dan keamanan pelanggan sebagai prioritas utama dalam setiap layanan yang diberikan. "Pramudi yang bertugas dipastikan dalam kondisi sehat. Semalam kami langsung melakukan pengecekan NAPZA dan alkohol pada pramudi, hasilnya negatif. Penyebab kejadian ini masih dalam proses penyelidikan kepolisian," kata Tjahyadi.
Pemprov DKI Jakarta juga sedang mengusut penyebab kecelakaan tersebut. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan. Langkah-langkah perbaikan dan peningkatan sistem keamanan transportasi umum terus dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan seluruh pengguna jasa transportasi di Jakarta.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak terkait untuk senantiasa memprioritaskan keselamatan dalam setiap operasional angkutan umum. Peningkatan pengawasan, pelatihan, dan penerapan standar operasional prosedur yang ketat diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa mendatang.