Kecelakaan Maut Pesawat AS: Investigasi Fokus pada Pengendali Lalu Lintas Udara
Kecelakaan pesawat American Airlines dan helikopter Black Hawk di Washington D.C. menewaskan 67 orang, dan investigasi kini fokus pada peran pengendali lalu lintas udara, ketinggian helikopter, serta potensi kekurangan staf di Bandara Reagan.
![Kecelakaan Maut Pesawat AS: Investigasi Fokus pada Pengendali Lalu Lintas Udara](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/01/210050.442-kecelakaan-maut-pesawat-as-investigasi-fokus-pada-pengendali-lalu-lintas-udara-1.jpg)
Kecelakaan maut yang melibatkan pesawat jet American Airlines dan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS di atas Sungai Potomac, dekat Washington D.C., telah menewaskan 67 orang pada Rabu, 29 Januari 2024. Investigasi kini tengah berfokus pada beberapa faktor kunci, termasuk peran pengendali lalu lintas udara di Bandara Nasional Reagan, ketinggian helikopter saat tabrakan, dan potensi kegagalan sistem keselamatan.
Peran Pengendali Lalu Lintas Udara
Laporan awal menunjukkan bahwa seorang pengawas pengendalian lalu lintas udara di Bandara Nasional Reagan menggabungkan tugas pengelolaan helikopter dan pesawat yang datang sebelum kecelakaan terjadi. Langkah ini, dilakukan sebelum pukul 21:30 waktu setempat, memungkinkan pengendali tersebut menyelesaikan tugas lebih cepat. Meskipun praktik ini diizinkan oleh peraturan FAA (Administrasi Penerbangan Federal), hal ini jarang dilakukan, terutama pada jam-jam sibuk. FAA sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai alasan penggabungan tugas tersebut. Laporan keselamatan awal FAA juga menemukan tingkat staf di bandara tersebut 'tidak normal' untuk volume lalu lintas udara pada saat itu. Kekurangan staf di Bandara Reagan memang telah menjadi masalah jangka panjang; pada September 2023, hanya 19 pengendali yang sepenuhnya terverifikasi, jauh di bawah target 30 yang ditetapkan FAA.
Ketinggian Helikopter dan Prosedur Penerbangan
Aspek penting lain yang diselidiki adalah ketinggian helikopter Black Hawk saat kecelakaan. Data penerbangan menunjukkan pesawat American Eagle terbang pada ketinggian 375 kaki, sementara helikopter di sekitar Bandara Reagan biasanya dibatasi di bawah 200 kaki. Pengacara penerbangan Tim Loranger menyatakan pesawat penumpang “berada tepat di tempat yang seharusnya, pada ketinggian yang seharusnya.” Jika terbukti helikopter terbang melebihi ketinggian yang diizinkan, ini akan menimbulkan pertanyaan serius terkait prosedur pelatihan militer di ruang udara padat. Helikopter tersebut sedang menjalani misi pelatihan rutin dengan pilot instruktur berpengalaman dan kopilot yang sedang dievaluasi. Penyelidik akan menyelidiki apakah pilot menerima pembacaan ketinggian yang salah, apakah pengendali lalu lintas udara memberikan peringatan, dan apakah kru memiliki jam terbang yang cukup baru-baru ini.
Korban dan Tindakan Lanjutan
Hingga saat ini, 41 jenazah telah ditemukan, dengan 28 di antaranya telah berhasil diidentifikasi. Pesawat jet membawa 64 penumpang yang seluruhnya diperkirakan tewas, sementara helikopter membawa tiga tentara. Angkatan Darat AS telah mengidentifikasi dua dari tiga tentara yang tewas. Setelah kecelakaan, FAA menutup jalur helikopter rendah yang digunakan saat kecelakaan tanpa batas waktu, menyusul insiden serupa sebelumnya. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) juga meninjau apakah peningkatan lalu lintas udara di Bandara Reagan menimbulkan risiko. Bandara ini, yang awalnya dirancang untuk 15 juta penumpang per tahun, kini menangani sekitar 25 juta penumpang.
Pertanyaan yang Belum Terjawab
Pertanyaan lain yang masih belum terjawab adalah apakah pilot Black Hawk menggunakan kacamata penglihatan malam. Beberapa ahli berpendapat bahwa meskipun perangkat ini bermanfaat dalam kondisi gelap, perangkat tersebut dapat mengganggu di ruang udara perkotaan yang terang. Namun, pilot Black Hawk berpengalaman Rodney Sangsland membela penggunaannya, menyatakan, 'Saya percaya pada mereka. Mereka adalah penyelamat nyawa.'
Investigasi yang sedang berlangsung akan menganalisis perekam data penerbangan untuk menentukan apakah ketinggian helikopter dan keputusan pengendali lalu lintas udara berkontribusi pada kecelakaan tersebut. NTSB juga akan memeriksa apakah protokol penerbangan militer perlu disesuaikan di ruang udara sipil. Saat ini, fokus utama tetap pada pemulihan korban dan memberikan dukungan kepada keluarga mereka yang telah kehilangan orang terkasih dalam kecelakaan udara paling mematikan di AS dalam hampir 25 tahun terakhir.
Sumber: Anadolu