Kembangkan Potensi Ekonomi "Laut Mati" Nias Utara
Kementerian Transmigrasi mendorong pengembangan potensi ekonomi Pantai Tureloto di Nias Utara, Sumatera Utara, yang memiliki kemiripan dengan Laut Mati, untuk pariwisata dan produksi garam, serta memberdayakan sektor pertanian dan perikanan.
Kementerian Transmigrasi (Kementrans) mengajak berbagai pihak untuk mengembangkan potensi ekonomi di Pantai Tureloto, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara. Pantai ini memiliki karakteristik mirip Laut Mati di Yordania, dengan kadar garam tinggi, sehingga menawarkan potensi wisata unik dan produksi garam.
Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, menyatakan bahwa "Laut Mati" di Nias Utara ini belum dieksplorasi secara optimal, baik untuk pariwisata maupun industri garam. Beliau menyampaikan hal ini dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 17 Januari 2024.
Mirip Laut Mati di Yordania, air di Pantai Tureloto memiliki kadar garam lebih dari 35 persen. Kadar garam yang tinggi ini menyebabkan pengunjung dapat mengapung di air, menjadi daya tarik wisata tersendiri. Selain potensi wisata yang indah, potensi ini juga dinilai sangat menjanjikan.
Kementrans berencana berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan PT Garam (anak usaha ID FOOD) untuk melakukan verifikasi dan studi kelayakan. Tujuannya adalah untuk menjadikan Nias Utara sebagai salah satu produsen garam nasional. Ini potensi besar yang patut dikembangkan.
Selain pariwisata dan garam, Kabupaten Nias Utara juga memiliki potensi ekonomi dari sektor pertanian dan perikanan. Sekitar 50 persen penduduknya bergantung pada kedua sektor ini. Kementrans akan berkoordinasi dengan KKP dan Kementerian Pertanian untuk memberdayakan para petani dan nelayan setempat.
Kabupaten Nias Utara, yang berdiri sejak tahun 2008 dan berpenduduk 153.174 jiwa, juga memiliki kawasan transmigrasi di Kecamatan Lahewa. Kawasan ini telah berjalan sejak tahun 2000 dan hingga kini masih terbuka untuk program transmigrasi selanjutnya. Program ini terbukti sukses menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di berbagai wilayah Indonesia, seperti Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan.
Program transmigrasi di Nias Utara melibatkan 75 kepala keluarga. Dengan pengembangan potensi ekonomi terpadu yang melibatkan sektor pariwisata, garam, pertanian dan perikanan, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nias Utara. Kementrans optimistis pengembangan terpadu ini akan berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat.