Kemdiktisaintek dan Australia Percepat Inovasi Riset Energi Berkelanjutan
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Australia luncurkan program Kemdiktisaintek-KONEKSI untuk mempercepat inovasi riset energi berkelanjutan di Indonesia.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama pemerintah Australia resmi meluncurkan program Kemdiktisaintek-KONEKSI. Program ini bertujuan memperkuat ekosistem riset di Indonesia, khususnya dalam transisi energi yang menjadi prioritas nasional. Peluncuran dilakukan di Jakarta pada Rabu, 12 Maret 2024.
Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamenristek), Fauzan, menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk mempercepat inovasi. Ia mencontohkan keberhasilan program KONEKSI dalam saintifikasi produksi garam di Madura, yang sebelumnya menggunakan metode tradisional. Kolaborasi ini, menurutnya, telah menghasilkan dampak yang luar biasa.
Program Kemdiktisaintek-KONEKSI sejalan dengan misi Kemdikbudristek untuk mendorong transformasi pendidikan tinggi di Indonesia agar mampu menjadi problem solver bagi tantangan bangsa. Fauzan menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra yang terlibat dan menekankan pentingnya kolaborasi dalam akselerasi pengembangan riset, sejalan dengan fokus pemerintah pada peningkatan peran perguruan tinggi.
Peningkatan Bauran Energi Terbarukan
Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Ayom Widipaminto, menyatakan bahwa program ini menjadi prioritas LPDP. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 23 persen pada tahun 2025 dan 30 persen pada tahun 2050. LPDP sendiri telah mendanai berbagai riset terkait energi, termasuk energi terbarukan, kendaraan listrik, dan carbon capture, dengan total nilai mencapai ratusan miliar rupiah.
Ayom merinci pendanaan LPDP sejak 2013 telah mencapai angka yang signifikan. Sebanyak 197 riset sektor energi, termasuk energi terbarukan, telah didanai dengan total Rp173 miliar. Selain itu, 17 riset terkait kendaraan listrik dan komponennya telah menerima pendanaan sebesar Rp52,25 miliar. Riset terkait carbon capture, climate change dan isu lingkungan lainnya juga telah mendapatkan dukungan dana sekitar Rp35 miliar.
Program ini menunjukkan komitmen nyata LPDP dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Dukungan ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan.
Dukungan Penuh Pemerintah Australia
Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, menyatakan dukungan penuh pemerintah Australia terhadap program Kemdiktisaintek-KONEKSI. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan.
Kerja sama ini mencakup berbagai tema riset penting, termasuk perubahan iklim, transformasi digital, dan biodiversitas. Program ini akan didanai bersama hingga tahun 2026 dengan alokasi sebesar Rp20 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mendorong riset yang berfokus pada pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Gita Kamath menambahkan bahwa melalui skema joint call ini, pemerintah Australia dan Indonesia berkomitmen untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam proses pembangunan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan komitmen kuat kedua negara dalam menghadapi tantangan global.
Program Kemdiktisaintek-KONEKSI diharapkan dapat menghasilkan inovasi-inovasi signifikan dalam bidang energi berkelanjutan, berkontribusi pada pencapaian target pemerintah, dan memperkuat kerja sama riset antara Indonesia dan Australia.