Indonesia-Australia Jalin Kerja Sama Riset Energi Berkelanjutan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama LPDP dan Australia meluncurkan program riset energi berkelanjutan untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Australia resmi meluncurkan program Kemdikbudristek-KONEKSI. Program ini bertujuan memperkuat ekosistem riset Indonesia dalam transisi energi menuju keberlanjutan. Peluncuran dilakukan di Jakarta pada Rabu (12/3), ditandai dengan komitmen bersama untuk mendorong inovasi dalam sektor energi terbarukan.
Deputi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Fauzan, menekankan pentingnya kolaborasi antar negara untuk mempercepat inovasi. "Salah satu program KONEKSI yang telah terwujud adalah pengembangan proses produksi garam di Madura, dari metode tradisional menuju metode modern," jelasnya. Ia menambahkan bahwa program kolaborasi ini selaras dengan tujuan kementerian untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai solusi atas tantangan nasional. Fauzan juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program ini, menekankan pentingnya kolaborasi, terutama dalam upaya percepatan pembangunan berkelanjutan.
Hal senada disampaikan Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Ayom Widipaminto. Ia menyatakan bahwa program ini menjadi prioritas LPDP sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 23 persen pada tahun 2025 dan 30 persen pada tahun 2050. "Sejak 2013, LPDP telah mendanai 197 proyek riset sektor energi, termasuk energi terbarukan senilai Rp173 miliar (US$10 juta); 17 proyek riset terkait kendaraan listrik dan komponennya senilai Rp52,25 miliar (US$3 juta); dan riset terkait carbon capture, perubahan iklim, dan lainnya senilai Rp35 miliar (US$2 juta)," paparnya.
Kerja Sama Indonesia-Australia untuk Transisi Energi
Kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam pengembangan energi berkelanjutan mendapat dukungan penuh dari pemerintah Australia. Chargé d'Affaires Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, menyatakan bahwa kerja sama ini akan menghasilkan solusi inovatif dan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini mencakup berbagai tema riset penting, seperti perubahan iklim, transformasi digital, dan keanekaragaman hayati. Kerja sama ini akan berlangsung hingga tahun 2026 dengan alokasi dana sebesar Rp20 miliar (US$1,1 juta).
"Melalui skema kerja sama ini, pemerintah Australia dan Indonesia berkomitmen untuk mendorong riset yang berfokus pada pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, tanpa meninggalkan siapa pun," tegas Gita Kamath. Program ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan riset yang signifikan dan berkontribusi pada pencapaian target bauran energi terbarukan Indonesia.
Kerja sama ini juga mencakup pengembangan kapasitas peneliti Indonesia melalui pelatihan dan pertukaran pengetahuan dengan para ahli dari Australia. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan Indonesia dalam melakukan riset dan pengembangan teknologi di bidang energi terbarukan.
Dengan adanya dukungan pendanaan dan kolaborasi teknis dari Australia, diharapkan riset energi berkelanjutan di Indonesia dapat berkembang pesat dan berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama internasional dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Rincian Pendanaan dan Fokus Riset
- LPDP: Telah mendanai 197 proyek riset sektor energi (termasuk energi terbarukan, kendaraan listrik, dan carbon capture) senilai total Rp260,25 miliar (sekitar US$ 15 juta).
- Australia: Memberikan pendanaan sebesar Rp20 miliar (US$1,1 juta) untuk riset bersama hingga 2026, fokus pada perubahan iklim, transformasi digital, dan keanekaragaman hayati.
Kolaborasi ini menandai komitmen kuat kedua negara dalam mendorong inovasi dan solusi berkelanjutan untuk tantangan energi global. Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya, Indonesia dan Australia berharap dapat menciptakan dampak positif yang signifikan dalam transisi energi di Indonesia dan sekitarnya.