Kemenag Aceh Bekali Penyuluh Agama dengan Ilmu Kesehatan Ibu dan Anak
Kemenag Aceh berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan, BKKBN, dan UNICEF untuk membekali penyuluh agama dengan ilmu kesehatan ibu dan anak guna meningkatkan kesehatan keluarga di Aceh.

Banda Aceh, 20 Februari 2024 - Kementerian Agama (Kemenag) Aceh mengambil langkah inovatif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak. Kemenag Aceh menyadari pentingnya peran penyuluh agama dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, terutama calon pengantin. Oleh karena itu, Kemenag Aceh menginisiasi program pembekalan ilmu kesehatan ibu dan anak bagi para penyuluh agama di kantor urusan agama (KUA) se-Aceh.
Langkah ini dipicu oleh kesadaran bahwa pendekatan kesehatan sangat penting dalam membina keluarga yang sehat dan berkualitas. Kabid Urusan Agama Islam Kemenag Aceh, Mukhlis, menjelaskan bahwa bimbingan pra nikah tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga mencakup aspek kesehatan. "Sehingga, saat memberikan bimbingan kepada calon pengantin, pendekatannya bukan agama saja, tetapi juga kesehatan," ujar Mukhlis dalam kegiatan diseminasi penguatan kapasitas penyuluh agama di Banda Aceh.
Program ini merupakan bentuk kolaborasi strategis antara Kemenag Aceh dengan berbagai instansi terkait, termasuk Dinas Kesehatan Aceh, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan UNICEF. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama tentang bimbingan perkawinan dan pelayanan kesehatan bagi calon pengantin.
Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama
Kemenag Aceh, bersama UNICEF, fokus pada penguatan kapasitas penyuluh agama dalam menyampaikan edukasi kesehatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan berbasis nilai agama dan komunikasi antarpribadi. Tujuannya adalah untuk meluruskan misinformasi yang beredar di masyarakat dan meningkatkan penerimaan terhadap program kesehatan ibu dan anak, seperti ASI eksklusif, imunisasi, praktik hidup bersih dan sehat, serta pengasuhan anak yang baik.
Mukhlis menambahkan bahwa pelatihan yang diberikan oleh UNICEF dan Dinas Kesehatan telah membekali para penyuluh dengan pengetahuan yang cukup di bidang kesehatan ibu dan anak. Para penyuluh kini mampu mensosialisasikan informasi kesehatan kepada masyarakat dengan efektif.
Hingga saat ini, sebanyak 180 penyuluh agama dari empat kabupaten/kota, yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Bireuen, dan Aceh Barat, telah mengikuti program pembekalan ini. Kemenag Aceh berencana untuk memperluas program ini ke seluruh Aceh.
Pendekatan Holistik dalam Bimbingan Perkawinan
Mukhlis menekankan pentingnya pembekalan ilmu kesehatan bagi penyuluh agama. Dengan bekal pengetahuan kesehatan, penyuluh dapat menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat melalui pendekatan keagamaan, sehingga pesan tersebut lebih mudah diterima dan diimplementasikan. "Kita yakin saat mereka memberikan bimbingan kepada calon pengantin dan juga kegiatan bimbingan remaja yang akan melangsungkan perkawinan, ini dapat tersampaikan dengan baik," katanya.
Dengan pembekalan ini, orientasi bimbingan perkawinan diharapkan tidak hanya terfokus pada aspek keagamaan semata, seperti menciptakan keluarga sakinah, mawadah, dan warahmah, tetapi juga mencakup aspek kesehatan. Hal ini akan menciptakan keluarga yang sehat dan berkualitas.
Kemenag Aceh berkomitmen untuk melanjutkan program pembekalan ini dan berharap para penyuluh yang telah mendapatkan pelatihan dapat menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Aceh. Mereka juga akan berperan sebagai fasilitator dalam mensosialisasikan ilmu kesehatan kepada penyuluh lainnya di seluruh Aceh.
Dengan demikian, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kesehatan ibu dan anak di Aceh, serta mewujudkan keluarga yang sehat dan berkualitas.