Kemenag Batang Tanam 1.000 Pohon Matoa: Lestarikan Alam, Edukasi Generasi Muda
Kemenag Batang peringati Hari Bumi dengan menanam 1.000 bibit pohon matoa di lahan KUA dan madrasah, guna menjaga kelestarian alam dan mengedukasi generasi muda.

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memperingati Hari Bumi dengan aksi nyata: penanaman 1.000 bibit pohon matoa. Kegiatan yang dilakukan pada Selasa, 22 April 2023 ini bertujuan menjaga kelestarian alam dan memberikan edukasi lingkungan kepada generasi muda. Bibit pohon matoa, endemik Papua, dipilih karena nilai ekologis, sosial, dan budayanya yang tinggi. Penanaman dilakukan di lahan kebun Kantor Urusan Agama (KUA) dan madrasah negeri maupun swasta di seluruh Kabupaten Batang.
Kepala Kemenag Kabupaten Batang, Machrus, menjelaskan bahwa program ini memiliki manfaat jangka panjang. "Manfaatnya untuk menjaga kelestarian alam sehingga bumi sebagai tempat tinggal manusia tetap terus berlanjut bagi generasi mendatang," katanya. Inisiatif ini menunjukkan komitmen nyata Kemenag Batang terhadap pelestarian lingkungan hidup dan keberlanjutan bumi untuk generasi mendatang.
Pemilihan pohon matoa bukan tanpa alasan. Selain nilai ekologisnya, pohon ini juga memiliki nilai sosial dan budaya yang penting, khususnya bagi masyarakat Papua. Dengan menanam pohon matoa, Kemenag Batang juga turut melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.
Menjaga Keseimbangan Alam dan Mendidik Generasi Muda
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabupaten Batang menjadi salah satu lembaga yang terlibat aktif dalam program penanaman ini. Kepala Urusan Tata Usaha MAN Batang, Akhmad Farikhin, mengapresiasi dipilihnya sekolahnya sebagai lokasi penanaman. "Kami senantiasa berupaya menjaga keseimbangan alam, terlebih saat peringatan Hari Bumi dengan melakukan penanaman bibit pohon matoa," ujarnya. Pihak MAN Batang juga turut serta memberikan edukasi kepada siswa tentang manfaat pohon matoa, baik secara ekologis maupun budayanya.
Program penanaman pohon matoa ini sejalan dengan upaya MAN Batang untuk meraih predikat Madrasah Adiwiyata. Program Adiwiyata sendiri merupakan program yang mendorong sekolah untuk menerapkan sistem pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan bertanggung jawab. Dengan menanam pohon matoa, MAN Batang tidak hanya berkontribusi pada lingkungan, tetapi juga memberikan pembelajaran langsung kepada siswa tentang pentingnya pelestarian alam.
Lebih lanjut, Akhmad Farikhin menjelaskan bahwa edukasi yang diberikan kepada siswa mencakup pemahaman langsung tentang manfaat buah matoa. "Hal itu, sejalan dengan program sekolah yang sedang menuju Madrasah Adi Wiyata sekaligus mengedukasi anak agar makin mengenal ragam tanaman," tambahnya. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada penanaman pohon, tetapi juga pada peningkatan kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda.
Pohon Matoa: Lebih dari Sekedar Pohon
Pohon matoa (Pometia pinnata) merupakan pohon buah asli Papua yang memiliki nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi. Buah matoa memiliki rasa yang unik dan lezat, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan. Dari sisi ekologi, pohon matoa berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, khususnya di daerah asalnya.
Dengan menanam 1.000 pohon matoa, Kemenag Batang tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga turut serta dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Program ini juga memberikan contoh nyata tentang bagaimana lembaga pendidikan dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam dan memberikan edukasi lingkungan kepada generasi muda.
Program ini diharapkan dapat menginspirasi lembaga lain untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui aksi nyata seperti ini, diharapkan Indonesia dapat memiliki lingkungan yang lebih lestari dan generasi muda yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Inisiatif Kemenag Batang ini patut diapresiasi sebagai langkah konkret dalam menjaga kelestarian alam dan memberikan edukasi lingkungan kepada generasi muda. Semoga program ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa.