Kemenag Babel Tanam Ribuan Pohon Matoa di Madrasah: Wujud Komitmen Lestarikan Lingkungan
Kemenag Babel gencar menanam pohon matoa di madrasah dan pesantren sebagai bagian dari program Sejuta Matoa Menag, demi menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung program pemerintah.

Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memimpin gerakan penanaman pohon matoa di berbagai madrasah dan pondok pesantren. Gerakan ini merupakan bagian dari Program Sejuta Matoa yang dicanangkan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, yang diluncurkan pada Jumat di Pangkalpinang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai agama dan mendukung program pemerintah untuk penghijauan.
Kepala Kanwil Kemenag Kepulauan Babel, Masmuni Mahatma, menjelaskan bahwa madrasah dan pondok pesantren berperan penting dalam menyukseskan program ini. "Madrasah dan pondok pesantren menjadi bagian utama untuk menyukseskan Program Sejuta Matoa ini," ujarnya. Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya peran lembaga pendidikan agama dalam menanamkan kesadaran lingkungan hidup kepada para santri dan siswa.
Program Sejuta Matoa merupakan program prioritas ekoteologi yang diinisiasi Menag Nasaruddin Umar sebagai implementasi dari Asta Cita Presiden Joko Widodo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat, khususnya di kalangan umat beragama, dengan menanam pohon matoa, yang merupakan tanaman endemik Papua. Penanaman pohon ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan menjadi simbol persatuan antar daerah di Indonesia.
Menag Dorong Kesadaran Ekologis Berbasis Nilai Agama
Inisiatif Kemenag Babel ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Penanaman 3.000 pohon matoa beberapa waktu lalu merupakan langkah awal yang signifikan. Gerakan ini akan terus berlanjut dan diperluas ke berbagai lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi. "Beberapa hari lalu kita sudah menanam 3.000 pohon matoa dan gerakan ini akan terus dilakukan di madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi," kata Masmuni Mahatma.
Kemenag Babel berharap program ini dapat menciptakan lingkungan hijau yang berkelanjutan. Lebih dari itu, program ini diharapkan dapat menginspirasi umat beragama untuk aktif menjaga kelestarian bumi. "Penanaman matoa merupakan tanaman endemik Papua, ini tentunya akan menjadi semangat baru di dalam menghargai antara satu bumi dengan bumi lainnya dan ini akan terus dimaksimalkan," tambahnya.
Pihak Kemenag juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam upaya pelestarian lingkungan. Dengan melibatkan madrasah dan pesantren, diharapkan pesan konservasi lingkungan dapat tersampaikan secara efektif kepada generasi muda.
Dukungan Pemerintah Daerah terhadap Program Sejuta Matoa
Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel juga turut mendukung penuh gerakan penanaman pohon matoa ini. Pelaksana Harian Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepulauan Babel, Edi Kurniadi, menyatakan bahwa program ini sangat penting dalam mengurangi lahan kritis di daerah tersebut. "Gerakan ini tentunya mengurangi tutupan lahan terbuka dan Pemprov Kepulauan Babel tidak hanya akan ikut juga menanam matoa tetapi juga tanaman lain untuk mengurangi lahan kritis di daerah ini," kata Edi Kurniadi.
Dukungan dari pemerintah daerah ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kerja sama antara Kemenag dan Pemprov Babel diharapkan dapat menghasilkan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan dalam upaya penghijauan di Kepulauan Bangka Belitung. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditetapkan. Kolaborasi antara Kemenag dan Pemprov Babel menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan lestari di Kepulauan Bangka Belitung.
Program Sejuta Matoa tidak hanya sekadar penanaman pohon, tetapi juga merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran ekologis dan membangun komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.