Kemenag Bengkayang Tanam 919 Pohon Matoa Rayakan Hari Bumi: Aksi Nyata untuk Generasi Mendatang
Kemenag Bengkayang bersama ASN, guru, dan masyarakat menanam 919 pohon, termasuk 326 pohon Matoa, dalam rangka Hari Bumi 2025 sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada Selasa, 22 April 2025, memperingati Hari Bumi dengan menanam 919 pohon, termasuk 326 pohon Matoa. Aksi penanaman pohon ini melibatkan ASN Kemenag, penyuluh agama, guru, organisasi masyarakat keagamaan, dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bengkayang. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan melestarikan alam untuk generasi mendatang. Penanaman dilakukan di halaman Kemenag Bengkayang, rumah ibadah, sekolah, dan lokasi lain yang telah ditentukan.
Inisiatif ini merupakan bagian dari gerakan penanaman satu juta pohon. Kepala Kemenag Bengkayang, Damsir, menjelaskan bahwa program ini bukan sekadar simbolis, melainkan aksi nyata untuk masa depan bumi. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi berbagai elemen masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Damsir juga mengajak masyarakat untuk mendukung gerakan ini dan turut serta menjaga kelestarian bumi sebagai amanah dari Allah SWT.
Penanaman pohon Matoa dan pohon produktif lainnya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan di Kabupaten Bengkayang. Bibit pohon berasal dari berbagai sumber, menunjukkan partisipasi aktif berbagai pihak dalam upaya pelestarian lingkungan. Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Gerakan Penghijauan di Bengkayang: Kolaborasi untuk Bumi Lestari
Penanaman pohon dalam rangka Hari Bumi 2025 di Bengkayang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kepala Kemenag Bengkayang, Damsir, menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya penghijauan. "Gerakan ini bukan hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga madrasah, organisasi keagamaan, dan masyarakat umum. Ini aksi bersama untuk bumi yang lebih lestari," ujar Damsir.
Partisipasi aktif dari ASN Kemenag, penyuluh agama, guru-guru, organisasi masyarakat keagamaan, dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkayang menunjukkan semangat kebersamaan dalam menjaga lingkungan. Kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan program penanaman pohon tersebut. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Damsir juga menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian bumi sebagai amanah dari Allah SWT. Program ini menjadi bukti nyata komitmen Kementerian Agama dalam menjaga lingkungan. "Ini bukan sekadar simbolik, melainkan gerakan nyata untuk masa depan bumi dan anak cucu kita," tegasnya.
Lebih lanjut, Damsir mengajak masyarakat untuk mendukung gerakan menanam satu juta pohon Matoa di Bengkayang. Ajakan ini menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Pohon Matoa dan Pohon Produktif Lainnya: Harapan untuk Masa Depan
Sebanyak 919 bibit pohon ditanam, terdiri dari 326 pohon Matoa dan 593 pohon produktif lainnya. Pohon-pohon ini ditanam di berbagai lokasi, termasuk halaman Kemenag Bengkayang, rumah ibadah, dan sekolah-sekolah. Pemilihan lokasi penanaman ini bertujuan untuk memberikan dampak yang luas bagi lingkungan sekitar.
Jenis pohon yang ditanam dipilih dengan pertimbangan manfaatnya bagi lingkungan. Pohon Matoa, misalnya, dikenal sebagai pohon buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis. Sementara pohon produktif lainnya diharapkan dapat memberikan manfaat lingkungan, seperti penyerapan karbon dan pencegahan erosi.
Program penanaman pohon ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan di Kabupaten Bengkayang. Dengan adanya pohon-pohon baru, diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara, mencegah erosi tanah, dan memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan terlibat langsung dalam kegiatan penanaman pohon, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Menjaga Bumi untuk Generasi Mendatang
Damsir menutup pernyataan dengan pesan yang menyentuh, "Mari kita rawat bumi ini, bukan hanya untuk kita, tapi untuk anak cucu kita kelak." Pesan ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya untuk kepentingan saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dijaga dan dilestarikan.
Program penanaman pohon ini merupakan langkah kecil namun bermakna besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan di Kabupaten Bengkayang. Partisipasi aktif dari berbagai pihak menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk masa depan. Semoga program ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa.
Kegiatan ini juga menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pemerintah dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam upaya pelestarian lingkungan.