Kemenkes Sorot Pola Makan Tak Sehat di Indonesia: Tantangan Gizi Nasional
Kementerian Kesehatan Indonesia menyoroti tingginya konsumsi makanan tidak sehat, seperti penyedap rasa, minuman manis, dan makanan instan, yang berdampak pada masalah gizi seperti stunting, anemia, dan obesitas.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengungkapkan keprihatinan terhadap pola makan masyarakat. Data terbaru menunjukkan adanya tantangan besar dalam meningkatkan kualitas gizi nasional, ditandai dengan tingginya konsumsi makanan dan minuman tidak sehat.
Konsumsi Makanan Tidak Sehat Mengkhawatirkan
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, memaparkan data mengejutkan. Sebanyak 78 persen masyarakat Indonesia menggunakan penyedap rasa dalam makanan mereka. Angka ini cukup tinggi, diikuti dengan konsumsi minuman manis yang mencapai 52 persen. Selain itu, 32 persen mengonsumsi makanan asin, 11 persen mengonsumsi makanan instan, dan yang paling memprihatinkan, 65 persen masyarakat Indonesia bahkan jarang sarapan.
Dampak Buruk Pola Makan terhadap Kesehatan
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 menunjukkan fakta menarik: pengeluaran untuk rokok dan tembakau nyaris setara dengan pengeluaran untuk protein hewani. Ini menunjukkan prioritas yang perlu dibenahi. Lebih lanjut, masalah gizi di Indonesia semakin kompleks, meliputi gizi kurang, kekurangan mikronutrien, dan kelebihan berat badan atau obesitas.
Stunting pada balita mencapai angka 21,5 persen, sebuah angka yang mengkhawatirkan dan berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia. Selain itu, masalah gizi kurang pada balita mencapai 8,5 persen, anemia pada remaja 16,3 persen, dan anemia pada ibu hamil 27,7 persen. Masalah kelebihan berat badan pada remaja juga mencapai 12,1 persen, sementara obesitas pada orang dewasa menjadi perhatian serius.
Solusi: Pola Makan Seimbang dan Gaya Hidup Sehat
Untuk mengatasi permasalahan ini, Kemenkes menekankan pentingnya pola makan bergizi seimbang, terutama bagi anak-anak. Makanan bergizi seimbang harus mencakup beragam jenis makanan, termasuk sayur dan buah, serta lauk pauk kaya protein. Masyarakat juga perlu mengurangi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak, serta membiasakan sarapan dan minum cukup air putih setiap hari.
Hari Gizi Nasional dan Imbauan kepada Masyarakat
Hari Gizi Nasional (HGN) ke-65 mengusung tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat”. Kemenkes berharap masyarakat dapat memilih makanan sehat, seperti jus buah tanpa gula daripada minuman bersoda, dan makanan olahan rumah tangga daripada makanan cepat saji. Untuk camilan, buah-buahan lebih baik daripada gorengan atau makanan tinggi gula. Sarapan pagi juga sangat dianjurkan.
Kesimpulan
Pola makan masyarakat Indonesia perlu segera dibenahi. Tingginya konsumsi makanan dan minuman tidak sehat berdampak buruk pada kesehatan, khususnya masalah gizi. Pentingnya edukasi dan perubahan perilaku untuk memilih makanan bergizi seimbang guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia.