Kemensos Uji Coba Program Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di 8 Desa Jateng
Kementerian Sosial menguji coba program penanggulangan kemiskinan ekstrem di delapan desa di Jawa Tengah, dengan harapan dapat mengurangi angka kemiskinan ekstrem di Indonesia hingga 2026.

Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia tengah berupaya keras mengatasi masalah kemiskinan ekstrem yang masih menjadi tantangan di berbagai daerah. Sebagai langkah awal, Kemensos memulai uji coba program penanggulangan kemiskinan ekstrem di delapan desa di Jawa Tengah. Uji coba ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem hingga tahun 2026. Program ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, perguruan tinggi, BUMN, dan BUMD.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, mengungkapkan bahwa masih terdapat 923 desa di Jawa Tengah yang masuk kategori miskin ekstrem. Angka ini menjadi perhatian serius pemerintah mengingat alokasi anggaran yang cukup besar, mencapai Rp18,5 triliun, belum menunjukkan dampak signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan di Jawa Tengah. Anggaran tersebut dialokasikan untuk berbagai program bantuan sosial, seperti Penerima Bantuan Iuran (PBI), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Kemensos menilai perlu adanya evaluasi dan perubahan strategi untuk mengatasi kebuntuan ini. Oleh karena itu, uji coba program di delapan desa terpilih bertujuan untuk mengidentifikasi akar masalah kemiskinan ekstrem dan mencari solusi yang tepat sasaran. Salah satu upaya yang akan diuji coba adalah penerapan graduasi dalam penyaluran bantuan sosial, agar bantuan tepat sasaran dan berkelanjutan.
Uji Coba Graduasi Bantuan Sosial dan Kolaborasi Multipihak
Uji coba program di delapan desa di Jawa Tengah akan fokus pada penerapan graduasi bantuan sosial. Sistem graduasi ini diharapkan mampu menargetkan bantuan secara lebih tepat kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, serta mendorong kemandirian masyarakat. Kemensos akan memantau secara ketat dampak dari program ini dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Selain graduasi bantuan sosial, kolaborasi dengan berbagai pihak juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemerintah daerah berperan penting dalam memahami kondisi spesifik di masing-masing desa. Perguruan tinggi akan memberikan dukungan akademis dan riset untuk memastikan program berjalan efektif. Sementara itu, BUMN dan BUMD diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja.
Kemensos optimistis bahwa dengan pendekatan terintegrasi dan kolaboratif ini, program penanggulangan kemiskinan ekstrem akan memberikan hasil yang lebih signifikan. Uji coba di Jawa Tengah diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia yang menghadapi masalah serupa.
Target Penuntasan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2026
Pemerintah Indonesia menargetkan penuntasan kemiskinan ekstrem paling lambat tahun 2026. Saat ini, masih terdapat sekitar 3 juta penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori miskin ekstrem, atau sekitar 1,1 persen dari total penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mencapai target tersebut.
Program penanggulangan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah merupakan salah satu langkah strategis untuk mencapai target nasional. Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan. Semoga program ini dapat memberikan dampak positif dan signifikan bagi masyarakat di Jawa Tengah dan Indonesia secara keseluruhan.
Kemensos berharap, dengan adanya uji coba program ini, akan ditemukan solusi yang efektif dan efisien untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Indonesia. Evaluasi dan monitoring yang ketat akan dilakukan untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat.
Selain itu, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran juga menjadi prioritas utama. Kemensos berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dialokasikan untuk program ini digunakan secara efektif dan tepat sasaran untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem di Indonesia.