Kenaikan Harga Emas Terbatas: Analis Ramal Potensi Naik Hanya 5,9 Persen
Ekonom Hans Kwee memprediksi kenaikan harga emas akan terbatas di tahun ini, hanya sekitar 5,9 persen, meskipun sempat menyentuh rekor tertinggi baru.

Ekonom dan praktisi pasar modal, Hans Kwee, memperkirakan potensi kenaikan harga emas akan terbatas di tahun 2024. Hal ini disampaikannya kepada ANTARA di Jakarta pada Jumat pekan lalu, menyusul kenaikan signifikan harga emas sepanjang tahun sebelumnya. Kenaikan harga emas tahun lalu mencapai 27,25 persen, dari 2.062 dolar AS per troy ons di awal tahun menjadi 2.624 dolar AS per troy ons di akhir tahun. Kondisi ini menjadi pertimbangan utama prediksi terbatasnya kenaikan harga emas di tahun ini.
Pada Kamis (10/4), harga emas tercatat sekitar 3.114 dolar AS per troy ons, atau meningkat 18,67 persen dibandingkan awal tahun. Meskipun sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di 3.219 dolar AS per troy ons, Hans Kwee tetap berpegang pada prediksinya. Menurutnya, potensi kenaikan harga emas hingga akhir tahun hanya sekitar 5,9 persen, mencapai kisaran 3.300 dolar AS per troy ons. Ia juga menekankan peningkatan risiko seiring dengan potensi kenaikan tersebut.
Hans Kwee menjelaskan bahwa emas umumnya berfungsi sebagai instrumen investasi aman (safe haven) yang dicari investor saat potensi krisis ekonomi muncul. Namun, dengan prediksi resesi ekonomi AS yang relatif kecil, kenaikan harga emas diperkirakan akan terbatas. Hal ini berbeda dengan lonjakan tajam yang terjadi di masa krisis ekonomi yang lebih signifikan.
Prospek Investasi di Tengah Kenaikan Harga Emas
Menanggapi situasi ini, Hans Kwee menyarankan investor di Indonesia untuk memiliki cash dan mulai membeli saham-saham dengan fundamental yang baik dan telah mengalami koreksi harga yang signifikan. Ia melihat kecenderungan pasar global untuk menghindari dolar AS sebagai instrumen investasi. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk perang dagang antara AS dan China, serta potensi resesi di AS.
Lebih lanjut, Hans Kwee memprediksi The Fed (Federal Reserve) kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebanyak 3 hingga 4 kali di tahun ini. Kondisi ini, menurutnya, membuat dolar AS bukan lagi pilihan investasi yang tepat. Oleh karena itu, diversifikasi investasi menjadi penting, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang dinamis.
Meskipun harga emas sempat melonjak tajam pada sesi perdagangan pagi di Asia dan mencapai rekor tertinggi, Hans Kwee tetap pada pandangannya. Ia menekankan pentingnya analisis fundamental dan melihat kondisi ekonomi makro sebelum mengambil keputusan investasi. Dengan kata lain, investor tidak boleh hanya terpaku pada kenaikan harga emas semata.
Analisis Harga Emas dan Rekomendasi Investasi
Berdasarkan data yang ada, proyeksi harga emas tahun ini diperkirakan mencapai 3.300-3.500 dolar AS per troy ons, atau hampir Rp2 juta per gram. Namun, Hans Kwee mengingatkan bahwa angka ini tetap memiliki tingkat ketidakpastian. Analisis yang komprehensif, dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi global dan domestik, sangat diperlukan sebelum mengambil keputusan investasi.
Kesimpulannya, meskipun harga emas sempat mencapai rekor tertinggi, potensi kenaikannya di tahun ini diperkirakan terbatas. Investor disarankan untuk melakukan diversifikasi investasi dan mempertimbangkan faktor fundamental sebelum berinvestasi di emas atau instrumen investasi lainnya. Kondisi ekonomi global yang dinamis menuntut strategi investasi yang adaptif dan bijak.
Meskipun harga emas sempat menyentuh level tertinggi di 3.219 dolar AS per troy ons, Hans Kwee tetap menekankan pentingnya melihat kondisi ekonomi makro secara keseluruhan. "Perang dagang langsung melibatkan AS dan China, bahkan AS melawan seluruh dunia, (membuat) AS berpotensi resesi dan The Fed mungkin akan menurunkan bunga 3 sampai 4 kali untuk tahun ini, maka dolar AS bukan pilihan tepat," ucapnya.