Keputusan FOMC Dongkrak Harga Bitcoin, Investor Kripto Tersenyum?
Keputusan FOMC mempertahankan suku bunga acuan berdampak positif pada pasar aset kripto, terutama Bitcoin yang harganya melonjak setelah pengumuman tersebut.

Jakarta, 21 Maret 2025 - Pengumuman Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat yang mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,50 persen memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pasar aset kripto. Hal ini terlihat dari kenaikan harga Bitcoin (BTC) pasca pengumuman tersebut. Keputusan ini menjawab pertanyaan banyak investor mengenai arah kebijakan moneter AS dan dampaknya terhadap aset-aset berisiko, termasuk kripto.
Sebelum pengumuman FOMC pada 19 Maret 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level 82.719 dolar AS, mengalami penurunan 1,61 persen dibandingkan hari sebelumnya. Namun, setelah FOMC mengumumkan keputusannya, harga Bitcoin langsung melonjak signifikan sebesar 5,00 persen, mencapai 86.854 dolar AS. Lonjakan ini menunjukkan respon pasar yang positif terhadap kebijakan moneter AS yang relatif stabil.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, memberikan komentarnya terkait dampak keputusan FOMC terhadap pasar kripto. Menurutnya, "Keputusan The Fed ini mencerminkan stabilitas kebijakan moneter yang berdampak positif pada pasar aset kripto. Stabilitas suku bunga cenderung mendorong investor mencari alternatif investasi dengan potensi pertumbuhan tinggi seperti Bitcoin." Pernyataan ini menggarisbawahi sentimen positif yang muncul di pasar kripto setelah periode ketidakpastian yang cukup panjang.
Dampak Positif bagi Pasar Kripto
Oscar Darmawan lebih lanjut menjelaskan bahwa proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun 2025 menjadi faktor utama yang mendorong optimisme pasar. Ekspektasi suku bunga yang lebih rendah akan meningkatkan likuiditas di pasar keuangan, yang pada akhirnya berpotensi mendorong apresiasi harga aset kripto, termasuk Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa pasar kripto sangat sensitif terhadap kebijakan ekonomi makro global.
Meskipun demikian, Oscar juga mengingatkan bahwa volatilitas harga Bitcoin tetap ada. Ia menekankan pentingnya investor untuk tetap memperhatikan dinamika ekonomi global. "Investor global kini semakin memandang Bitcoin sebagai alat diversifikasi portofolio yang mampu memberikan perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik," tambahnya.
Ia juga menyoroti potensi dampak kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang memberlakukan tarif 25 persen terhadap beberapa negara, termasuk Kanada, Meksiko, China, dan potensial Uni Eropa. Kebijakan ini berpotensi memicu inflasi, mendorong masyarakat mencari aset alternatif untuk mempertahankan daya beli mereka. Bitcoin, sebagai aset terdesentralisasi, dinilai sebagai pilihan yang relevan dalam kondisi ekonomi yang penuh tekanan.
Strategi Investasi yang Bijak
Menanggapi volatilitas pasar kripto, Oscar menyarankan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) sebagai pendekatan bijak bagi investor ritel. DCA memungkinkan investor untuk mengurangi risiko dengan melakukan investasi secara bertahap dan konsisten, terlepas dari fluktuasi harga. Strategi ini membantu memperkuat portofolio investasi dan mengurangi dampak negatif dari volatilitas pasar.
Dengan kebijakan moneter yang stabil dan meningkatnya minat terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai, Oscar optimistis bahwa pasar kripto akan terus menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan di tahun-tahun mendatang. Namun, ia tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan analisis yang cermat terhadap dinamika ekonomi global sebelum mengambil keputusan investasi.
Kesimpulannya, keputusan FOMC memberikan angin segar bagi pasar kripto. Meskipun volatilitas tetap menjadi ciri khas pasar ini, stabilitas kebijakan moneter dan potensi penurunan suku bunga di masa depan memberikan sentimen positif yang mendorong pertumbuhan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya. Namun, investor tetap perlu menerapkan strategi investasi yang bijak dan memperhatikan dinamika ekonomi global.