Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Perkembangan Anak, Studi di Lombok Timur Ungkap Fakta Mengejutkan
Temuan awal studi AASH di Lombok Timur menunjukkan kesehatan mental ibu sangat memengaruhi perkembangan kognitif, bahasa, dan motorik anak; gangguan mental umum pada ibu dikaitkan dengan skor perkembangan anak yang lebih rendah.

Studi Action Against Stunting Hub (AASH) yang dilakukan di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengungkapkan fakta mengejutkan tentang pengaruh kesehatan mental ibu terhadap perkembangan anak. Penelitian yang berlangsung selama 2019-2024 ini menemukan bahwa kesehatan mental ibu memiliki korelasi signifikan dengan perkembangan kognitif, kemampuan bahasa, dan kemampuan motorik anak. Temuan ini memberikan pemahaman baru tentang pentingnya dukungan kesehatan mental bagi ibu, khususnya dalam upaya pencegahan stunting.
Ketua Tim Peneliti Komponen Kognitif, Dr. Risatianti Kolopaking, Psikolog, memaparkan hasil penelitiannya, "Anak dari ibu dengan tanpa gangguan mental umum memiliki skor kognitif, kemampuan bahasa, dan perkembangan motorik lebih tinggi dibandingkan anak dari ibu dengan gangguan mental umum." Gangguan mental umum yang dimaksud meliputi gejala kecemasan dan depresi ringan hingga sedang, yang umumnya bersifat jangka pendek dan dapat ditangani dengan intervensi dasar. Ini menunjukkan betapa krusialnya peran kesehatan mental ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan optimal anak.
Studi AASH, yang didanai oleh United Kingdom Research and Innovation-Global Challenges Research Fund (UKRI-GCRF), merupakan studi interdisiplin yang menggunakan pendekatan 'whole child approach'. Penelitian ini dilakukan di tiga negara, yaitu Indonesia (Lombok Timur), India, dan Senegal, dengan tujuan utama mempercepat upaya penurunan angka stunting. Di Indonesia, studi ini dikoordinasikan oleh SEAMEO Regional Center for Food and Nutrition (RECFON) – Pusat Gizi Regional Universitas Indonesia (PKGR UI).
Dampak Gangguan Mental Ibu terhadap Perkembangan Anak
Hasil penelitian menunjukkan dengan jelas bahwa gangguan mental umum pada ibu, seperti kecemasan dan depresi ringan hingga sedang, berdampak negatif pada perkembangan anak. Anak-anak dari ibu yang mengalami gangguan mental umum cenderung memiliki skor yang lebih rendah dalam hal kognitif, kemampuan bahasa, dan perkembangan motorik dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang memiliki kesehatan mental yang baik. Hal ini menekankan pentingnya deteksi dini dan intervensi yang tepat untuk mendukung kesehatan mental ibu.
Studi ini juga menyoroti pentingnya dukungan sistematis bagi kesehatan mental ibu. Program manajemen stres dan kesejahteraan mental ibu terbukti dapat meningkatkan perkembangan anak secara signifikan. Dengan demikian, upaya pencegahan dan penanganan gangguan mental pada ibu hamil dan ibu menyusui perlu menjadi prioritas utama dalam program kesehatan ibu dan anak.
Penelitian ini menggunakan metode observasi kohort ibu hamil yang terus dipantau hingga anak berusia 24 bulan. Selain itu, studi kasus kontrol membandingkan anak yang mengalami stunting dengan anak yang tidak mengalami stunting. Studi intervensi juga dilakukan dengan memberikan telur sebagai makanan tambahan untuk melihat efektivitas peningkatan asupan gizi selama kehamilan terhadap epigenetik dan stunting pada bayi. Penelitian ini juga memonitor lingkungan pembelajaran di satuan PAUD dan kakak dari bayi kohor, serta asesmen rantai nilai pangan.
Pentingnya Dukungan Kesehatan Mental Ibu
Temuan studi AASH ini memberikan bukti kuat tentang pentingnya memperhatikan kesehatan mental ibu dalam upaya meningkatkan perkembangan anak. Intervensi dini dan layanan kesehatan mental yang memadai bagi ibu hamil dan ibu menyusui sangat krusial untuk mencegah dampak negatif gangguan mental terhadap perkembangan anak. Dukungan ini dapat berupa konseling, program manajemen stres, dan akses mudah ke layanan kesehatan mental.
Pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat juga tidak dapat diabaikan. Lingkungan yang suportif dan penuh kasih sayang dapat membantu ibu mengatasi stres dan menjaga kesehatan mentalnya. Dengan demikian, upaya penurunan angka stunting tidak hanya berfokus pada aspek gizi, tetapi juga pada kesehatan mental ibu sebagai faktor penting dalam perkembangan anak.
Studi ini memberikan rekomendasi penting bagi para pembuat kebijakan dan praktisi kesehatan untuk mengintegrasikan layanan kesehatan mental ibu ke dalam program kesehatan ibu dan anak. Dengan demikian, diharapkan dapat memaksimalkan perkembangan anak dan menurunkan angka stunting di Indonesia.
Kesimpulannya, penelitian ini memberikan kontribusi berharga dalam pemahaman kita tentang hubungan antara kesehatan mental ibu dan perkembangan anak. Temuan ini menekankan perlunya perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan mental ibu sebagai bagian integral dari upaya penurunan stunting dan peningkatan kesejahteraan anak di Indonesia. Pendekatan holistik yang memperhatikan aspek fisik, gizi, dan psikososial sangat penting dalam mendukung perkembangan optimal anak.