Ketum Seruni Ajak Peduli Kebersihan Lingkungan: Sampah Adalah Tanggung Jawab Kita Bersama
Ketua Umum Seruni, Tri Tito Karnavian, mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampah, menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari rumah dan membandingkannya dengan praktik di negara maju seperti Jepang.
![Ketum Seruni Ajak Peduli Kebersihan Lingkungan: Sampah Adalah Tanggung Jawab Kita Bersama](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000028.564-ketum-seruni-ajak-peduli-kebersihan-lingkungan-sampah-adalah-tanggung-jawab-kita-bersama-1.jpg)
Dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, Ketua Umum Solidaritas Perempuan untuk Indonesia (Seruni), Tri Tito Karnavian, meluncurkan kampanye 'Sembako Tukar Sampah' di Kabupaten Tangerang, Banten. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Mengapa kampanye ini penting? Karena masih banyak anggapan bahwa pengelolaan sampah sepenuhnya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan. Padahal, kesadaran individu sangat krusial. Tri Tito Karnavian menekankan pentingnya perubahan mindset ini, mengajak masyarakat untuk turut serta aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Bagaimana kampanye ini dijalankan? Dalam acara tersebut, Tri berinteraksi langsung dengan anak-anak SD, menanyakan bagaimana mereka menangani sampah di rumah. Jawaban anak-anak yang sudah memahami pentingnya pemilahan sampah dan memiliki tempat sampah di rumah menunjukkan kesadaran yang perlu dikembangkan lebih luas.
Tri juga menguji pemahaman mereka tentang berbagai jenis sampah dan menekankan pentingnya memilah sampah agar dapat didaur ulang. Ia melihat hal ini sebagai langkah awal yang baik dalam membangun budaya peduli lingkungan sejak usia dini. Menurutnya, jika anak-anak sudah diajarkan, orang tua pun akan turut tergerak untuk lebih bertanggung jawab.
Perbedaan dengan negara maju: Tri membandingkan situasi di Indonesia dengan negara maju seperti Jepang. Di Jepang, kesadaran masyarakat yang tinggi membuat pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab individu, bukan sepenuhnya petugas kebersihan. Hal ini terlihat dari minimnya tempat sampah umum di ruang publik. Kondisi ini menjadi gambaran ideal yang ingin dicapai di Indonesia.
Aksi nyata dalam kampanye: Sebagai bentuk aksi nyata, Tri meminta peserta untuk memastikan tidak ada sampah yang tertinggal setelah acara. Ia menegaskan kembali bahwa meninggalkan sampah merupakan cerminan kurangnya tanggung jawab individu, bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan saja.
Kesimpulan: Kampanye 'Sembako Tukar Sampah' merupakan langkah positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pesan utamanya adalah perubahan mindset: pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya petugas kebersihan. Dengan kesadaran dan aksi nyata dari setiap individu, Indonesia dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.