Pemprov Bali Bersihkan Pantai Kedonganan dalam Peringatan HPSN 2025
Pemerintah Provinsi Bali peringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 dengan aksi bersih-bersih Pantai Kedonganan, menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 diperingati oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dengan kegiatan bersih-bersih Pantai Kedonganan di Badung pada Minggu, 23 Februari 2025. Aksi ini melibatkan Pemprov Bali, unsur TNI, dan Staf Ahli Bidang Kelestarian Sumber Daya Keanekaragaman Hayati dan Sosial Budaya Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Noer Adi Wardojo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan.
Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Bali, Made Rentin, menjelaskan bahwa aksi bersih pantai ini merupakan wujud kolaborasi dan kesadaran kolektif. Ia menekankan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Peran aktif masyarakat dalam memilah sampah di rumah tangga sangatlah penting.
Kegiatan bersih-bersih Pantai Kedonganan mengungkap masih banyaknya sampah plastik yang mencemari pantai. Hal ini mendorong DKLH Bali untuk menekankan perlunya langkah progresif dalam membatasi peredaran makanan dan minuman berkemasan plastik, yang dianggap sebagai ancaman serius bagi lingkungan, khususnya laut. Pemprov Bali sendiri telah memiliki beberapa peraturan daerah untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai, seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 dan Nomor 47 Tahun 2019.
Upaya Pemprov Bali Mengatasi Masalah Sampah
Pemprov Bali telah berupaya aktif dalam mengatasi masalah sampah melalui berbagai kebijakan dan program. Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatasan sampah plastik sekali pakai dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber merupakan contoh nyata komitmen Pemprov Bali dalam pengelolaan sampah. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
Made Rentin berharap gerakan peduli lingkungan ini tidak hanya dilakukan saat HPSN saja, tetapi berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya implementasi peraturan yang sudah ada dan peran serta masyarakat dalam memilah sampah dari rumah. Dukungan dari dunia usaha juga sangat diharapkan untuk mengelola sampah secara mandiri.
DKLH Bali mengimbau masyarakat untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan, dimulai dari memilah sampah di rumah tangga. Pihaknya juga mengajak dunia usaha untuk mempersiapkan diri dalam pengelolaan sampah secara mandiri. Hal ini sejalan dengan pernyataan Noer Adi Wardojo yang menekankan pentingnya kolaborasi dan aksi nyata dalam membangun pengolahan sampah yang lebih baik.
Sampah: Ancaman Lingkungan dan Kesehatan
Noer Adi Wardojo dalam sambutannya menyampaikan bahwa HPSN didasari oleh ironi pengelolaan sampah yang menimbulkan berbagai masalah. Secara empiris, pengelolaan sampah yang buruk menimbulkan bencana, kerusakan dan pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan, dan konflik sosial. Oleh karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup mengajak semua pihak untuk fokus dan bekerja nyata dalam membangun pengelolaan sampah yang lebih baik.
Aksi bersih-bersih Pantai Kedonganan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, sangat krusial untuk keberhasilan pengelolaan sampah di Bali dan Indonesia secara keseluruhan. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan pengelolaan sampah yang lebih baik dapat terwujud dan lingkungan yang lebih bersih dan sehat dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Keberhasilan upaya ini tidak hanya bergantung pada regulasi yang ada, tetapi juga pada kesadaran dan komitmen setiap individu dalam menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memanfaatkan kembali barang bekas, hingga mendaur ulang sampah, semua pihak perlu berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih lestari.
Dengan adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, diharapkan masalah sampah di Bali dapat teratasi dengan lebih efektif dan berkelanjutan. Peringatan HPSN 2025 ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup.