Kinerja Gemilang! Kontribusi Antam ke Negara Melonjak 43 Persen Berkat Emas dan Hilirisasi
Antam mencatat peningkatan kontribusi signifikan sebesar 43 persen terhadap negara, didorong oleh penjualan emas dan keberhasilan hilirisasi.

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatatkan kinerja yang membanggakan dengan peningkatan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), pajak, serta royalti. Kenaikan ini mencapai angka Rp4,8 triliun, atau tumbuh sebesar 43 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp3,36 triliun. Peningkatan ini didorong oleh tingginya penjualan emas dan keberhasilan program hilirisasi yang dijalankan perusahaan.
Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menjelaskan bahwa pencapaian ini adalah hasil dari strategi manajemen yang adaptif terhadap dinamika pasar. Selain itu, optimalisasi kinerja operasional yang berkelanjutan juga menjadi faktor penting. Antam dinilai berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi yang tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi yang ada.
“Antam berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan,” kata Nico.
Emas Jadi Penopang Utama Pendapatan Antam
Emas menjadi kontributor utama pendapatan Antam tahun ini, dengan nilai mencapai Rp57,56 triliun. Angka ini melonjak 120 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp26,12 triliun. Kenaikan ini didorong oleh harga emas dunia yang menguat serta meningkatnya permintaan di pasar domestik. Volume penjualan emas Antam juga mencatat rekor tertinggi, mencapai 43,74 ton, tumbuh 68 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 26,13 ton.
Seluruh penjualan emas ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Nico menyampaikan rasa syukurnya karena masyarakat Indonesia terus menjadikan produk logam mulia Antam sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas. Hal ini terlihat dari tingginya angka penjualan yang seluruhnya disalurkan ke pasar domestik.
“Kami bersyukur masyarakat Indonesia terus menjadikan produk logam mulia Antam sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas. Hal ini terlihat dari tingginya angka penjualan yang seluruhnya disalurkan ke pasar domestik,” ujar Nico.
Selain emas, segmen nikel juga tetap menjadi penopang pendapatan Antam dengan kontribusi sebesar Rp9,50 triliun, atau sekitar 14 persen dari total pendapatan perusahaan. Meski sempat dihadapkan pada tantangan pasar dan hambatan perizinan di awal tahun, segmen ini tetap menunjukkan performa yang solid.
Hilirisasi Dorong Ketahanan Ekonomi Nasional
Dengan kinerja keuangan yang terus meningkat dan kontribusi signifikan terhadap keuangan negara, Antam membuktikan perannya sebagai BUMN strategis. Peran ini sangat penting dalam mendorong hilirisasi dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menyatakan bahwa kenaikan kontribusi Antam tidak lepas dari tren kenaikan harga komoditas global, terutama emas, serta keberhasilan perusahaan dalam mengimplementasikan hilirisasi.
Myrdal menambahkan, sebagai BUMN, kinerja bisnis yang baik otomatis berdampak pada kontribusi ke negara. Hal ini menjadi contoh positif bagi BUMN lain yang menjalankan hilirisasi, karena mampu memperkuat APBN. Kinerja baik ini tercermin pula dalam pencapaian pendapatan tertinggi sepanjang sejarah Antam.
“Sebagai BUMN, kinerja bisnis yang baik otomatis berdampak pada kontribusi ke negara. Ini menjadi contoh positif bagi BUMN lain yang menjalankan hilirisasi, karena mampu memperkuat APBN," ujarnya.
Pada tahun buku 2024, Antam membukukan pendapatan sebesar Rp69,19 triliun dengan laba tahun berjalan mencapai Rp3,85 triliun, tumbuh 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,08 triliun.
Pencapaian Antam ini menunjukkan bahwa strategi yang tepat dan fokus pada hilirisasi dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan dan kontribusi terhadap negara. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi BUMN lain untuk terus meningkatkan kinerja dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia.