ANTAM Cetak Rekor Penjualan Emas Sepanjang Sejarah: 43.776 Kg!
PT Aneka Tambang (ANTAM) mencetak rekor penjualan emas tertinggi sepanjang sejarahnya pada tahun 2024, mencapai 43.776 kilogram, didorong oleh tingginya permintaan domestik dan strategi perusahaan yang efektif.
![ANTAM Cetak Rekor Penjualan Emas Sepanjang Sejarah: 43.776 Kg!](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220146.007-antam-cetak-rekor-penjualan-emas-sepanjang-sejarah-43776-kg-1.jpg)
Jakarta, 5 Februari 2025 - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan mencetak rekor penjualan emas tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Penjualan emas ANTAM pada tahun 2024 mencapai angka fantastis: 43.776 kilogram!
Rekor Penjualan Emas ANTAM
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ANTAM, Arianto Sabtonugroho Rudjito, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan sebuah tonggak sejarah bagi perusahaan. Angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 68 persen dibandingkan tahun 2023. Hal ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kualitas produk ANTAM dan keberhasilan strategi hilirisasi yang dijalankan.
"Keberhasilan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap produk ANTAM serta komitmen kami dalam menjaga efisiensi operasional dan inovasi dalam hilirisasi," ujar Arianto dalam keterangan pers di Jakarta.
Lebih lanjut, Arianto menjelaskan bahwa peningkatan penjualan ini terutama didorong oleh tingginya permintaan emas ANTAM di pasar domestik. Meskipun demikian, ANTAM juga berhasil mempertahankan stabilitas volume produksi tambang emas di angka 1.019 kilogram (32.762 troy oz).
Strategi Sukses ANTAM
Keberhasilan ANTAM tidak lepas dari strategi perusahaan yang terencana dan terukur. Perusahaan secara aktif memperkuat dan memperluas jaringan distribusi, serta meningkatkan penetrasi pasar. Strategi ini terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan dan meraih rekor penjualan emas yang luar biasa.
Kinerja Positif di Sektor Lain
Selain emas, ANTAM juga mencatatkan kinerja positif di sektor pertambangan lainnya. Di sektor nikel, ANTAM berhasil memproduksi 9,94 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel dan menjual 8,35 juta wmt. Di sektor feronikel, produksi mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan mencapai 19.452 TNi. Sektor bauksit juga menunjukkan kinerja yang baik, dengan produksi 1,33 juta wmt dan penjualan 736.188 wmt.
Hilirisasi dan Kolaborasi Strategis
ANTAM juga menunjukkan komitmen kuat terhadap hilirisasi, sejalan dengan kebijakan pemerintah. Melalui anak usahanya, PT Gag Nikel, ANTAM telah mengakuisisi 30 persen saham PT Jiu Long Metal Industry. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas mineral dalam negeri.
ANTAM juga menjalin kolaborasi strategis dengan PT Freeport Indonesia untuk memperkuat rantai pasok emas domestik. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi emas, serta memastikan keberlanjutan pasokan logam mulia.
Komitmen Terhadap Keberlanjutan
ANTAM juga menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan. Perusahaan menggandeng PT PLN (Persero) untuk penyediaan pasokan listrik sebesar 150 MVA bagi Pabrik Feronikel Kolaka, sebagai bagian dari upaya mengurangi jejak karbon. Komitmen ini diakui melalui Penghargaan Subroto 2024, yang diberikan atas kontribusi perusahaan dalam aspek sosial dan lingkungan.
"Kami percaya bahwa keberhasilan perusahaan harus berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, kami akan terus memperkuat program-program sosial dan lingkungan untuk memberikan dampak positif bagi komunitas sekitar," tegas Arianto.
Prospek Ke Depan
Dengan pencapaian luar biasa di tahun 2024, ANTAM optimistis menatap masa depan. Perusahaan akan terus berinovasi dalam hilirisasi, memperluas pasar, dan memperkuat inisiatif keberlanjutan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. "Dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, kami yakin ANTAM akan terus berkembang dan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi Indonesia," tutup Arianto.