KISC 2025: Fondasi Kuat Pencak Silat Menuju Olimpiade dan Ekonomi Lokal
KISC 2025 diharapkan menjadi fondasi kuat pengembangan Pencak Silat di Indonesia, sekaligus pendorong ekonomi lokal dan sport tourism. Simak harapan Kemenpora!

Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Taufik Hidayat menaruh harapan besar terhadap penyelenggaraan Kasundan International Silat Camp (KISC) 2025. Acara ini diharapkan menjadi fondasi yang kokoh bagi pengembangan Pencak Silat di Indonesia. Lebih jauh, KISC 2025 diproyeksikan mampu memberikan kontribusi positif terhadap berbagai aspek pembangunan nasional.
Menurut Taufik, KISC memiliki potensi besar sebagai titik awal yang kuat. Ini tidak hanya untuk kemajuan Pencak Silat sebagai olahraga dan seni bela diri. Namun, juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional secara signifikan. Pernyataan ini disampaikan Wamenpora Taufik Hidayat saat meninjau langsung lokasi KISC 2025 di Garut, Jawa Barat, baru-baru ini.
KISC 2025, yang diselenggarakan di Pusat Olahraga (SOR) RAA Adiwijaya, berhasil mengumpulkan lebih dari 50 peserta dari berbagai negara. Mereka berasal dari Singapura, Australia, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, Belanda, Prancis, hingga Indonesia sendiri. Kegiatan internasional ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang pemerintah dalam memajukan budaya dan ekonomi.
Pencak Silat: Warisan Budaya dan Potensi Ekonomi
Pencak Silat telah mendapatkan pengakuan global yang prestisius sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO. Pengakuan ini secara tegas menegaskan nilai strategisnya yang sangat tinggi di mata dunia. Seni bela diri tradisional Indonesia ini tidak hanya penting untuk pelestarian budaya.
Lebih dari itu, Pencak Silat juga memiliki potensi besar dalam pencapaian prestasi atletik di kancah internasional. Wamenpora Taufik Hidayat secara khusus menekankan perannya sebagai pendorong utama sport tourism. Hal ini terbukti mampu membawa manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat dan perekonomian lokal.
"Kegiatan ini bukan hanya tentang mempromosikan budaya olahraga semata," ujar Taufik dalam keterangannya. "Namun juga tentang menstimulasi aktivitas ekonomi di daerah yang menjadi tuan rumah." Pernyataan ini menunjukkan bahwa Pencak Silat dapat menjadi aset multifungsi yang berharga.
Dampak ekonomi yang dihasilkan dari acara berskala internasional seperti KISC sangat signifikan. Ini tidak hanya membantu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan ini juga secara efektif memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia internasional, menarik investasi dan kunjungan.
KISC: Langkah Strategis Menuju Olimpiade dan Dampak Nyata
KISC 2025 merupakan bagian integral dari inisiatif besar "Indonesia Sehat 2045" yang dicanangkan pemerintah. Selain itu, kegiatan ini juga secara aktif mendukung program ambisius "Pencak Silat Road to Olympic". Program ini bertujuan membawa seni bela diri tradisional Indonesia ini ke panggung olahraga global, termasuk Olimpiade.
Taufik Hidayat menyerukan agar KISC dapat menjadi acara tahunan yang rutin diselenggarakan. Ia berharap partisipasi praktisi internasional dan komunitas lokal dapat semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pencak Silat harus berkembang tidak hanya di arena kompetisi yang ketat.
Namun, juga sebagai aset budaya yang mampu menghasilkan nilai ekonomi yang berkelanjutan. "Saya berharap Pencak Silat dapat memberikan dampak nyata yang konkret," katanya. "Tidak hanya sebagai bentuk pelatihan fisik dan mental, tetapi juga sebagai daya tarik wisata utama."
Daya tarik wisata ini diharapkan mampu menghasilkan devisa negara yang signifikan. Selain itu, juga dapat menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat luas. Taufik juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus melestarikan Pencak Silat. Hal ini penting sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan nasional Indonesia yang berharga.