KLH Apresiasi Aksi Bersih Pandawara Group, Tekankan Pentingnya Pengelolaan Sampah dari Hulu
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengapresiasi aksi bersih Pandawara Group di Sungai Citarum, namun menekankan pentingnya solusi pengelolaan sampah dari sumbernya untuk mencegah masalah sampah yang terus berulang.
![KLH Apresiasi Aksi Bersih Pandawara Group, Tekankan Pentingnya Pengelolaan Sampah dari Hulu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/220142.600-klh-apresiasi-aksi-bersih-pandawara-group-tekankan-pentingnya-pengelolaan-sampah-dari-hulu-1.jpg)
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memberikan apresiasi kepada Pandawara Group atas aksi pembersihan sampah di Sungai Citarum. Namun, KLH juga mengingatkan pentingnya menyelesaikan masalah sampah dari sumbernya, bukan hanya menangani dampaknya. Hal ini disampaikan Direktur Pengelolaan Sampah KLH, Novrizal Tahar, dalam konferensi pers Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 di Jakarta, Senin, 03 Februari.
Novrizal menyampaikan apresiasi kepada Pandawara Group yang telah berkolaborasi membersihkan Sektor 8 Sungai Citarum. Ia menjelaskan bahwa KLH telah berkomunikasi secara informal dengan kelompok pemuda peduli lingkungan tersebut. Aksi bersih ini juga berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Meskipun mengapresiasi aksi tersebut, Novrizal menekankan pentingnya solusi jangka panjang. "Tapi kalau seperti ini terus menerus juga tidak bisa. Kita kan bukan menyelesaikan persoalan ember bocor. Tapi bagaimana kita menambalnya supaya ember itu tidak bocor," jelasnya. KLH mendorong Pandawara Group untuk turut serta dalam upaya mengurangi sampah dari hulu.
Upaya mengurangi sampah dari sumbernya, menurut Novrizal, meliputi pencegahan penggunaan barang sekali pakai, pemilahan sampah di rumah tangga, penggunaan bank sampah, dan bahkan mengompos sampah organik di rumah sebagai bagian dari gaya hidup. KLH telah berkomunikasi dengan Pandawara Group untuk bersama-sama mendorong hal ini.
Novrizal mencontohkan keberhasilan kampanye mengurangi penggunaan botol minuman sekali pakai yang telah menjadi gaya hidup sebagian masyarakat sejak 2015-2016. KLH berharap, kebiasaan memilah sampah dan mengompos dapat diadopsi masyarakat luas, karena sampah organik mendominasi TPA di Indonesia.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLH menunjukkan, pada tahun 2023, 375 kabupaten/kota menghasilkan 40,1 juta ton sampah. Sampah organik (sisa makanan) mendominasi dengan 39,62 persen (15,9 juta ton), diikuti sampah plastik sebesar 19,15 persen (7,6 juta ton).
Kesimpulannya, KLH mengapresiasi upaya pembersihan sampah, tetapi menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh yang berfokus pada pencegahan dan pengelolaan sampah dari sumbernya. Hal ini dinilai sebagai kunci untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia secara efektif dan berkelanjutan.