KLH Dorong Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Bank Sampah Lewat Pendekatan Budaya
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menekankan pentingnya pendekatan budaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam program bank sampah guna mengurangi timbulan sampah di Indonesia.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan bahwa peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan bank sampah sangat penting dan perlu dilakukan dengan pendekatan budaya. Hal ini disampaikan dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta pada Kamis (13/3) lalu. Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengelolaan Sampah, Bambang Suwerda, menjelaskan bahwa keberhasilan bank sampah bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
Bambang Suwerda menekankan pentingnya pemahaman budaya lokal dalam mengajak masyarakat berpartisipasi. "Ketika kita ingin mengajak masyarakat harus pahami budayanya. Ketika kita harus mengelola dan mengajak mendirikan bank sampah kita harus nyebur langsung ke masyarakat," jelasnya. Menurutnya, pendekatan yang tepat akan mendorong masyarakat tidak hanya menerima informasi, tetapi juga terlibat aktif dalam mengontrol sumber daya dan pengambilan keputusan terkait pengelolaan sampah.
Langkah ini dinilai krusial untuk keberlanjutan 17 ribu unit bank sampah di Indonesia, yang menurut data KLH, tidak semuanya aktif. Pendekatan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan angka partisipasi dan memastikan keberlanjutan program bank sampah dalam jangka panjang. KLH juga menekankan pentingnya edukasi dan pemilahan sampah sejak dini sebagai kunci keberhasilan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Pendekatan Budaya dan Peran Bank Sampah
Bambang Suwerda menjelaskan bahwa prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan dimulai dari pemilahan sampah. Bank sampah berperan sebagai media edukasi utama dalam proses pemilahan ini. Ia juga menekankan bahwa tujuan utama bank sampah adalah untuk mempersiapkan generasi yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, di mana nilai ekonomi hanyalah manfaat tambahan setelah edukasi tercapai. "Nilai ekonomi adalah benefit yang berikutnya setelah ada edukasi," tuturnya.
Reza Andreanto, General Manager Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO), menambahkan bahwa sosialisasi dari bank sampah sangat penting untuk mendorong pemilahan sampah dari rumah tangga. Bank sampah juga berperan sebagai mitra pengelola dan penyedia sarana prasarana untuk mengumpulkan bahan baku daur ulang bagi industri.
Keunggulan bank sampah dibandingkan dengan pelapak atau pengepul terletak pada nilai pendampingan yang diberikan, termasuk edukasi, sosialisasi, kemitraan, dan pengembangan bersama dari sektor sosial dan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa bank sampah tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan lingkungan.
Dengan demikian, keberhasilan program bank sampah sangat bergantung pada pemahaman budaya lokal dan keterlibatan aktif masyarakat. Pendekatan yang tepat dan berkelanjutan akan memastikan keberhasilan program ini dalam mengurangi timbulan sampah dan menciptakan generasi yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan bank sampah adalah rendahnya partisipasi masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, KLH mendorong pendekatan budaya yang lebih inklusif dan partisipatif. Dengan memahami konteks sosial dan budaya masyarakat setempat, program bank sampah dapat dirancang agar lebih efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, perlu adanya peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah dan manfaat dari program bank sampah. Sosialisasi yang efektif dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong partisipasi aktif dalam pengelolaan sampah.
Pemerintah juga perlu memberikan dukungan dan pendampingan kepada pengelola bank sampah, baik dalam hal pelatihan, akses teknologi, maupun pembiayaan. Dukungan yang berkelanjutan akan meningkatkan kapasitas pengelola bank sampah dan memastikan keberlanjutan program ini.
Kesimpulannya, keberhasilan program bank sampah tidak hanya bergantung pada aspek teknis, tetapi juga pada aspek sosial dan budaya. Dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, program bank sampah dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia.