Kodam VI Mulawarman Siap Hadapi Bencana: Batalyon PRCPB Tanggap Darurat Dikerahkan
Kodam VI Mulawarman membentuk Batalyon PRCPB, pasukan reaksi cepat penanggulangan bencana, untuk menghadapi potensi bencana alam di Kalimantan Timur, termasuk karhutla dan banjir.

Kodam VI/Mulawarman telah membentuk Batalyon Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) sebagai respon atas tingginya potensi bencana alam di Kalimantan Timur. Pembentukan batalyon gabungan ini diumumkan langsung oleh Panglima Kodam VI/Mulawarman, Mayor Jenderal TNI Rudy Rachmat Nugraha, di Balikpapan pada Selasa, 15 April. Batalyon ini dirancang khusus untuk memberikan respon cepat dan efektif dalam menghadapi berbagai jenis bencana.
Mayor Jenderal TNI Rudy Rachmat Nugraha menjelaskan bahwa Kalimantan Timur rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), namun ancaman bencana lain seperti banjir juga menjadi pertimbangan utama dalam pembentukan batalyon ini. "Batalyon komposit PRCPB disiapkan khusus untuk hadapi potensi bencana alam yang terjadi," tegasnya. Kalimantan Timur, dengan luas wilayah dan keragaman geografisnya, memang rentan terhadap berbagai bencana alam.
Keberadaan Batalyon PRCPB ini sejalan dengan perintah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) melalui surat telegram nomor 90 tanggal 11 Februari 2025. Surat tersebut menekankan pentingnya pembentukan satuan reaksi cepat penanggulangan bencana di setiap Kodam untuk memastikan respon yang cepat dan efektif terhadap bencana. Hal ini juga sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang mencantumkan operasi bantuan penanggulangan bencana sebagai salah satu tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Pasukan Gabungan Siap Siaga
Batalyon PRCPB di Kodam VI/Mulawarman dipimpin oleh Batalyon 17 Ananta Dharma dan diperkuat oleh berbagai satuan lainnya. Yonif 600 Modang, dengan kemampuan tempur dan mobilitas tinggi, menjadi tulang punggung kekuatan tempur. Yonkav 13 Satya Lembuswana, dengan keahlian dalam operasi khusus, memberikan kemampuan khusus dalam penanganan bencana. Kompi Kavaleri 3 Macan Tutul Cakti turut serta mendukung mobilitas dan logistik batalyon.
Batalyon ini juga dilengkapi dengan unit pendukung yang meliputi unit kesehatan, perbekalan, komunikasi, dan hukum. Total kekuatan Batalyon PRCPB mencapai sekitar 600 prajurit, terbagi dalam tiga kompi lapangan, satu kompi senapan, dan satu kompi pendukung. Batalyon ini disiapkan untuk siaga selama enam bulan ke depan dengan kemampuan operasional selama 24 jam, memastikan respon cepat terhadap setiap bencana yang terjadi.
Mayor Jenderal TNI Rudy Rachmat Nugraha menjelaskan struktur dan kesiapan Batalyon PRCPB. "Untuk keseluruhan prajurit sekitar 600 orang. Batalyon itu terdiri dari tiga kompi lapangan, satu kompi senapan, dan satu kompi pendukung," jelasnya. Kesiapan ini menunjukkan komitmen Kodam VI/Mulawarman dalam menghadapi berbagai potensi bencana di wilayahnya.
Strategi Penanggulangan Karhutla
Dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Kodam VI/Mulawarman telah menyiapkan strategi komprehensif. Satgas PRCPB dilengkapi dengan peralatan khusus pemadam kebakaran, pompa air, dan teknologi pendukung lainnya untuk menangani karhutla, termasuk kebakaran gambut yang sulit dipadamkan. Peralatan modern ini akan meningkatkan efektivitas penanggulangan bencana.
Sistem deteksi dini juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Kerjasama dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan masyarakat akan memperkuat sistem peringatan dini. Selain itu, Kodam VI/Mulawarman menerapkan sistem pemantauan digital 24 jam untuk mendeteksi titik api sejak dini. Pemantauan digital ini akan membantu dalam memberikan respon cepat dan tepat.
Dengan adanya sistem pemantauan digital dan kerjasama antar instansi, diharapkan penanggulangan karhutla dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini akan meminimalisir dampak kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh karhutla di Kalimantan Timur. Integrasi teknologi dan kolaborasi antar lembaga menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Kodam VI/Mulawarman berkomitmen penuh untuk melindungi masyarakat Kalimantan Timur dari ancaman bencana. Pembentukan Batalyon PRCPB dan strategi penanggulangan karhutla yang komprehensif menunjukkan kesiapan Kodam dalam menghadapi berbagai tantangan. Respon cepat dan kolaborasi yang kuat menjadi kunci keberhasilan dalam penanggulangan bencana.