BNPB Siap Hadapi Karhutla 2025: Armada Udara dan Teknologi Modifikasi Cuaca Dikerahkan
BNPB menyiapkan helikopter, pesawat, dan teknologi modifikasi cuaca untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia pada tahun 2025.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersiap menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2025 dengan mengerahkan berbagai armada udara dan teknologi canggih. Langkah antisipatif ini diambil untuk mencegah terjadinya eskalasi bencana yang lebih besar. Kesuksesan dalam menekan karhutla di tahun 2023 menjadi pijakan utama dalam strategi penanggulangan tahun depan.
Sebagai bagian dari strategi nasional, BNPB telah menyiapkan tujuh helikopter patroli dan empat helikopter water bombing yang ditempatkan di berbagai provinsi rawan karhutla. Selain itu, satu unit pesawat untuk operasi modifikasi cuaca telah diterjunkan di Riau sejak 4 Mei 2024. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mencegah bencana karhutla sebelum terjadi.
Inovasi teknologi juga menjadi fokus utama. Helikopter water bombing tidak hanya berfungsi menyiramkan air dari udara, tetapi juga mengisi flexible tank berkapasitas lima ribu liter yang ditempatkan di lokasi strategis. Tangki ini kemudian digunakan oleh tim darat untuk memadamkan api secara terarah dan efektif. Pendekatan terpadu ini diharapkan mampu meminimalisir dampak karhutla.
Teknologi Modifikasi Cuaca dan Kesiapsiagaan Nasional
BNPB juga menerapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai langkah preventif. Pada fase awal musim kemarau, operasi modifikasi cuaca difokuskan untuk mengisi cadangan air di waduk, embung, dan danau di wilayah yang rentan terhadap karhutla. “Total sudah empat sorti penerbangan dilakukan dengan delapan jam terbang dan membawa tiga ton bahan penyemaian hujan,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
Selain armada udara dan teknologi, kesiapan personel juga menjadi perhatian utama. Apel kesiapsiagaan nasional digelar pada 29 April 2024 untuk mendata kekuatan lapangan, termasuk jumlah personel dari berbagai kementerian/lembaga serta ketersediaan alat seperti pompa dorong, pompa jinjing, kendaraan operasional, dan alat pelindung diri (APD). “Kita ingin pastikan semua personel benar-benar siap. Jangan sampai saat kebakaran terjadi, tim di lapangan masih memadamkan api pakai ranting. Sekarang harus pakai alat yang memadai dan aman,” tegas Abdul Muhari.
Pengalaman penanganan karhutla di tahun 2023 menjadi pembelajaran berharga. Keberhasilan mencegah asap lintas batas ke negara tetangga menunjukkan efektivitas pendekatan terpadu yang diterapkan. “Ini sudah kita sampaikan kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia ketika berkunjung ke BNPB. Pengakuan ini penting sebagai bukti efektivitas sistem kita dalam mencegah karhutla berskala besar,” kata Abdul Muhari.
Pendekatan Terpadu dan Antisipasi
Suksesnya upaya pencegahan karhutla di tahun 2023 menjadi bukti nyata dari efektivitas strategi yang diterapkan BNPB. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya asap lintas batas ke negara tetangga. Keberhasilan ini juga telah mendapat pengakuan dari negara lain, seperti Malaysia, yang menunjukkan sistem penanggulangan karhutla Indonesia telah berjalan efektif.
Untuk tahun 2025, BNPB akan terus meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi dan memastikan kesiapan personel di lapangan. Penggunaan alat-alat pemadaman api yang memadai dan aman menjadi prioritas utama untuk menghindari potensi korban jiwa dan kerugian material yang lebih besar. Pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak dan penggunaan teknologi canggih diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi karhutla secara efektif.
Dengan pengalaman dan strategi yang telah terbukti efektif, BNPB optimis dapat menghadapi potensi karhutla di tahun 2025. Kesiapan armada udara, teknologi modifikasi cuaca, dan kesiapan personel di lapangan menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di Indonesia.
Langkah-langkah yang dilakukan BNPB ini diharapkan mampu meminimalisir dampak negatif karhutla, baik terhadap lingkungan maupun perekonomian Indonesia. Pencegahan dini dan kesiapsiagaan yang optimal merupakan kunci utama dalam menghadapi bencana karhutla.