Kolaborasi Pemkab Berau dan YKAN Dongkrak Mutu Kakao, Tembus Pasar Premium!
Pemkab Berau dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berkolaborasi meningkatkan mutu kakao di Kampung Merasa, Berau, hingga mampu menembus pasar premium internasional.

Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berhasil meningkatkan mutu kakao di wilayahnya, khususnya di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan perekonomian petani, tetapi juga menjaga kelestarian hutan di Kabupaten Berau.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menjelaskan bahwa pembinaan intensif diberikan kepada kelompok tani yang memanfaatkan perhutanan sosial di Kampung Merasa. YKAN, dengan misi konservasi dan kesejahteraan masyarakat, berperan penting dalam pendampingan ini, memastikan petani menjaga kelestarian hutan sambil meningkatkan produktivitas kakao.
Program ini sejalan dengan komitmen Pemkab Berau untuk menjaga 75 persen hutan alamnya seluas 2,2 juta hektare. Dengan melibatkan petani dalam pengelolaan perhutanan sosial, diharapkan tercipta keseimbangan antara perekonomian masyarakat dan pelestarian lingkungan. "Sejak awal kami optimis bahwa dengan melibatkan petani dalam pengelolaan perhutanan sosial, maka selain hutan alam tetap lestari juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Bupati Sri Juniarsih.
Pembinaan Intensif YKAN untuk Tingkatkan Mutu Kakao
YKAN memberikan pembinaan komprehensif kepada petani kakao di Kampung Merasa. Salah satu program andalan adalah pelatihan Internal Controlling System (ICS) Kakao. Pelatihan ini mencakup edukasi mengenai berbagai jenis dan kualitas kakao, mulai dari biji kakao basah hingga biji kakao fermentasi yang bernilai jual tinggi.
Lebih lanjut, pelatihan juga mencakup pengolahan biji kakao fermentasi menjadi produk makanan dan minuman. Kelompok perempuan di Kampung Merasa menjadi fokus utama dalam pelatihan pengolahan ini. Sementara itu, petani juga dibimbing dalam menyusun standar budidaya kakao untuk memenuhi standar pasar premium.
Hasilnya pun membanggakan. Kakao Kampung Merasa berhasil meraih pengakuan nasional dan internasional. Pada tahun 2021, kakao Merasa terpilih sebagai salah satu dari delapan kakao fermentasi berkarakter unik dalam seleksi nasional menuju Cocoa of Excellence di Paris, Perancis. Sukses ini berlanjut pada tahun 2023 dengan peluncuran Single Origin Cokelat Kampung Merasa 74 persen bersama Pipiltin Cocoa.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan. Model ini dapat diadopsi di daerah lain untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dampak Positif bagi Ekonomi Lokal dan Konservasi
Produk olahan kakao fermentasi dari Kampung Merasa kini dipasok ke kedai-kedai di ibu kota kabupaten dan dijual kepada wisatawan. Hal ini menunjukkan dampak positif program peningkatan mutu kakao terhadap perekonomian lokal. Tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga membuka peluang usaha baru di sektor pariwisata.
Lebih dari itu, keberhasilan ini juga menunjukkan komitmen Pemkab Berau dalam mewujudkan pembangunan hijau. Model pembangunan yang berkelanjutan ini tidak hanya melindungi hutan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Ini merupakan contoh nyata bagaimana konservasi lingkungan dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk menerapkan model serupa. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sangat penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan dan perekonomian.
Dengan keberhasilan ini, Kabupaten Berau membuktikan bahwa pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. Model pembangunan hijau yang diterapkan di Berau patut diapresiasi dan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.