Berau: Percontohan Pengelolaan Perhutanan Sosial di Kaltim
Berau, Kalimantan Timur, menjadi contoh pengelolaan perhutanan sosial yang berhasil menyejahterakan petani kakao dan mencegah deforestasi melalui pemanfaatan hutan alam secara berkelanjutan.

Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, telah sukses memberdayakan petani kakao melalui program perhutanan sosial. Program ini memungkinkan pemanfaatan hutan alam untuk perkebunan kakao, sehingga menjaga kelestarian hutan dan mencegah deforestasi. Keberhasilan ini menjadikan Berau sebagai contoh bagi pengelolaan perhutanan sosial di Kalimantan Timur. Inisiatif ini menjawab pertanyaan: Apa yang dilakukan? (memberdayakan petani kakao), Siapa yang terlibat? (Pemerintah Kabupaten Berau dan petani), Di mana? (Berau, Kalimantan Timur), Kapan? (saat ini), Mengapa? (mencegah deforestasi dan meningkatkan kesejahteraan petani), dan Bagaimana? (melalui pemanfaatan hutan alam untuk perkebunan kakao).
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menyatakan bahwa model pembangunan ini berhasil meningkatkan kesejahteraan petani. "Hal itu sehingga Berau menjadi percontohan dalam pengelolaan perhutanan sosial di Kalimantan Timur," kata Bupati Berau Sri Juniarsih Mas di Tanjung Redeb, Berau, Jumat.
Lebih lanjut, Berau telah berhasil menciptakan dokumen Pembangunan Kawasan Terintegrasi (Integrated Area Development/ IAD), yang merupakan yang pertama di Kalimantan Timur. Dokumen ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan 98 ribu hektare lahan perhutanan sosial di daerah tersebut. Inisiatif ini menunjukkan komitmen nyata dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Suksesnya Model Perhutanan Sosial Berau
Sebelumnya, model pembangunan di Berau lebih berfokus pada perubahan tutupan hutan alam untuk perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri. Namun, pendekatan ini kini telah bergeser menuju model yang lebih berkelanjutan. Kawasan terintegrasi, sebagai konsep pembangunan yang diadopsi, memastikan kekayaan alam di kawasan hutan tetap terjaga dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat. Hal ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam pengelolaan sumber daya alam.
Salah satu kunci keberhasilan program ini adalah budidaya kakao. Dengan pendampingan dari berbagai pihak, termasuk Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), kakao hasil perkebunan rakyat Berau berhasil menembus pasar nasional. Keberhasilan ini membuktikan bahwa pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, Lita Handini, menjelaskan beberapa strategi yang diterapkan. Strategi tersebut meliputi penggandengan berbagai pihak, pemetaan dan pengembangan kawasan kakao, peningkatan produksi, dan peningkatan kualitas biji kakao. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program perhutanan sosial.
Pemkab Berau juga memberikan dukungan berupa fasilitas permodalan dan pemasaran melalui sistem kemitraan. Selain itu, dilakukan hilirisasi produk kakao dan promosi produk. Yang terpenting, pendampingan intensif diberikan kepada petani untuk meningkatkan mutu produksi. Hal ini menunjukkan dukungan komprehensif bagi petani kakao.
Strategi Terintegrasi untuk Keberlanjutan
Keberhasilan Berau dalam pengelolaan perhutanan sosial tidak terlepas dari penerapan strategi terintegrasi. Strategi ini meliputi:
- Kemitraan dengan berbagai pihak: Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk YKAN, memberikan dukungan teknis dan akses pasar bagi petani.
- Pemetaan dan pengembangan kawasan kakao: Perencanaan yang matang memastikan efisiensi dan keberlanjutan usaha.
- Peningkatan produksi dan kualitas: Pendampingan intensif meningkatkan produktivitas dan daya saing produk kakao.
- Fasilitas permodalan dan pemasaran: Dukungan finansial dan akses pasar yang luas.
- Hilirisasi produk dan promosi: Peningkatan nilai tambah produk dan perluasan pasar.
Model pengelolaan perhutanan sosial di Berau ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain di Indonesia. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, program ini berhasil menyejahterakan petani dan menjaga kelestarian hutan. Keberhasilan ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Program ini menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. Dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam secara bijak, Berau telah membuktikan bahwa pembangunan ekonomi yang berkelanjutan adalah mungkin.