BI Sulsel Dorong Kejayaan Kakao Sulawesi Selatan Kembali
Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel) mendorong peningkatan produksi kakao di Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan pohon kakao tua dan mendorong peremajaan dengan varietas unggul serta insentif bagi petani.

Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) tengah gencar mendorong peningkatan produksi kakao di daerah tersebut. Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menyatakan bahwa Sulawesi Selatan, sebagai salah satu sentra produksi kakao terbesar di Sulawesi, perlu kembali menjadi penghasil utama komoditas ini. Langkah ini diambil mengingat potensi besar kakao Sulsel yang terancam oleh usia pohon kakao yang telah tua, rata-rata berumur 20-30 tahun.
Wimanda menekankan pentingnya mengembalikan kejayaan kakao Sulsel. Menurutnya, kakao merupakan komoditas unggulan yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah. Pemerintah pun berkomitmen untuk mendukung pengembangan kakao ke depan. "Pemerintah akan mendukung kakao ke depan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memberikan nilai tambah," ujar Wimanda.
Namun, upaya tersebut menghadapi tantangan signifikan. Usia pohon kakao yang sudah tua menjadi kendala utama. Oleh karena itu, peremajaan pohon kakao dengan varietas unggul menjadi solusi yang diprioritaskan. BI Sulsel menyadari perlunya strategi yang tepat untuk mendorong petani melakukan peremajaan tanpa mengurangi pendapatan mereka selama masa transisi.
Peremajaan Kakao dan Insentif bagi Petani
Salah satu strategi yang diusulkan adalah pemberian insentif kepada petani selama masa transisi peremajaan. Insentif ini dapat berupa bantuan benih jagung atau komoditas lain yang dapat ditanam sementara waktu. Hal ini bertujuan agar petani tetap memiliki sumber pendapatan selama menunggu panen kakao dari pohon yang baru ditanam. Dengan demikian, petani tidak ragu untuk beralih ke varietas unggul yang berpotensi menghasilkan produksi lebih tinggi dan berkualitas.
BI Sulsel juga menyebutkan bahwa beberapa varietas unggul kakao telah dikembangkan, di antaranya Sulawesi 1, 2, dan 3. Varietas-varietas ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao Sulsel. Penggunaan varietas unggul ini menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing kakao Sulsel di pasar domestik maupun internasional.
Pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait perlu bekerja sama untuk memastikan keberhasilan program peremajaan ini. Sosialisasi dan pendampingan kepada petani juga sangat penting agar mereka memahami teknik penanaman dan perawatan varietas unggul kakao. Dengan demikian, petani dapat memperoleh manfaat maksimal dari program peremajaan ini.
Luwu Raya, Pusat Produksi Kakao Sulsel
Luwu Raya menjadi wilayah utama penghasil kakao di Sulawesi Selatan. Sekitar 65 persen dari total produksi kakao Sulsel, yang rata-rata mencapai 120 ribu ton per tahun, berasal dari daerah ini. Kondisi tanah dan iklim di Luwu Raya sangat mendukung budidaya kakao, sehingga wilayah ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi kakao secara signifikan.
Keberhasilan program peremajaan kakao di Luwu Raya akan memberikan dampak positif yang besar bagi perekonomian Sulawesi Selatan. Peningkatan produksi kakao akan meningkatkan pendapatan petani, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah. Oleh karena itu, fokus pada Luwu Raya dalam program peremajaan ini sangatlah penting.
BI Sulsel berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan, kejayaan kakao Sulawesi Selatan dapat kembali terwujud. Dukungan dari pemerintah, lembaga terkait, dan petani sendiri sangat krusial untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kerja sama yang baik, Sulawesi Selatan dapat kembali menjadi salah satu penghasil kakao terbesar dan berkualitas tinggi di Indonesia.
Langkah-langkah yang komprehensif dan terintegrasi, mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan petani, hingga dukungan pemasaran, sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. BI Sulsel berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan sektor kakao di Sulawesi Selatan agar dapat memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan petani.