Balai Perhutanan Sosial Perkuat Rantai Pasar Produk Hutan Lore Lindu
Balai Perhutanan Sosial Manado berkolaborasi dengan PT Hannah Asa Indonesia perkuat rantai pasar produk perhutanan sosial di Lanskap Cagar Biosfer Lore Lindu, Sulawesi Tengah, melalui berbagai program peningkatan kapasitas dan pemasaran.

Balai Perhutanan Sosial Manado, Kementerian Kehutanan RI, terus berupaya memperkuat rantai pasar produk perhutanan sosial di Lanskap Cagar Biosfer Lore Lindu (CLBB), Sulawesi Tengah. Upaya ini dilakukan melalui berbagai program peningkatan kapasitas dan pemasaran produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) masyarakat sekitar. Kolaborasi dengan PT Hannah Asa Indonesia menjadi kunci keberhasilan program ini, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Lokakarya potensi dan tren usaha pengembangan perhutanan sosial di CLBB, yang diselenggarakan di Palu, Sulawesi Tengah, menjadi wadah penting untuk mengidentifikasi potensi dan tren pengembangan usaha. Kepala Balai Perhutanan Sosial Manado, Beny A. Noor, menekankan pentingnya program Perhutanan Sosial sebagai kebijakan strategis nasional untuk memberikan akses legal kepada masyarakat dalam mengelola hutan secara lestari. Program ini diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2021.
Potensi HHBK di CLBB, seperti kopi, kakao, rotan, dan madu hutan, menjadi fokus utama pengembangan. Beny A. Noor menjelaskan bahwa forum lokakarya ini dirancang sebagai ruang kolaboratif untuk merumuskan rencana aksi perbaikan rantai pasar dan mendorong kemitraan strategis antara petani, pengumpul, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi produk lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Mendorong Kemandirian Ekonomi Masyarakat Sekitar Lore Lindu
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi HHBK dan memperkuat kemandirian ekonomi berbasis sumber daya alam lestari di kawasan CLBB adalah melalui Forest Programme III (FP III) Sulawesi. Program ini memfasilitasi pembentukan kelompok usaha perhutanan sosial, kelompok usaha perempuan, dan kelompok agroforestri, yang disesuaikan dengan potensi dan modalitas masing-masing kelompok.
Balai Perhutanan Sosial juga aktif mempromosikan hasil produk kelompok usaha ini melalui berbagai festival dan pameran, seperti Festival Danau Lindu, Festival Danau Poso, pameran Indogreen, dan pameran kehutanan nasional. Dukungan pemasaran digital juga diberikan untuk memperluas jangkauan pasar. Selain itu, bantuan alat ekonomi produktif dan dukungan peningkatan kualitas produk melalui sertifikasi (halal dan mutu) juga diberikan.
Program ini telah berjalan sejak 2017 dan akan berakhir pada Juni 2025. Dengan berbagai langkah tersebut, diharapkan tercipta ekosistem yang mendukung pengembangan usaha perhutanan sosial berkelanjutan di Sulawesi Tengah, membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk masyarakat lokal.
Kolaborasi untuk Rantai Pasok yang Berkelanjutan
Founder PT Hanna Asa Indonesia, Mardiyah, menjelaskan bahwa lokakarya tersebut dirancang untuk menjembatani kebutuhan kelompok usaha dan mempertemukan petani, kelompok usaha Perhutanan Sosial, dan offtaker potensial. Kolaborasi dengan akademisi, pelaku usaha, komunitas, kelompok usaha, dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini.
Lokakarya ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi mengenai potensi produk, kebutuhan pasar, dan tren pengembangan usaha. Lebih lanjut, diharapkan peserta dapat menyusun rencana aksi konkret untuk memperbaiki rantai pasok produk Perhutanan Sosial dan membangun pola kemitraan yang adil, saling menguntungkan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan di kawasan Cagar Biosfer Lore Lindu.
Melalui berbagai program dan kolaborasi yang dilakukan, Balai Perhutanan Sosial Manado berupaya membangun sistem yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Lore Lindu melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Komitmen ini diwujudkan melalui dukungan yang komprehensif, mulai dari pembinaan kelompok usaha hingga pemasaran produk-produk unggulan mereka.