Kondisi Paus Fransiskus Stabil, Sudah Tak Alami Serangan Bronkospasme
Setelah 15 hari dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma karena pneumonia, kondisi Paus Fransiskus dilaporkan stabil dan sudah tidak mengalami serangan bronkospasme.

Paus Fransiskus, pemimpin spiritual umat Katolik sedunia, telah melewati hari ke-15 perawatannya di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Kabar baik datang dari Vatikan yang menyatakan kondisi Paus Fransiskus stabil dan menunjukkan perkembangan positif. Pernyataan resmi tersebut menjelaskan bahwa Paus, yang berusia 88 tahun, telah pulih dari serangan bronkospasme yang dialaminya sebelumnya dan kondisinya kini membaik secara signifikan.
Paus Fransiskus awalnya dirawat pada 14 Februari 2025 karena bronkitis parah yang kemudian didiagnosis sebagai pneumonia. Selama perawatannya, beliau sempat mengalami beberapa kali perubahan kondisi, dari memburuk hingga membaik secara bertahap. Pernyataan Vatikan menjelaskan bahwa kondisi hemodinamis Paus tetap stabil, beliau aktif menjalani fisioterapi pernapasan, dan bahkan sempat berdoa di kapel dekat ruang rawatnya selama kurang lebih 20 menit.
Perkembangan positif ini disambut baik oleh umat Katolik di seluruh dunia yang telah mendoakan kesembuhan Paus Fransiskus. Pernyataan Vatikan juga menyebutkan bahwa Paus secara bergantian menggunakan alat bantu napas mekanis non-invasif dan oksigen aliran tinggi. Meskipun sempat kritis, upaya medis dan doa-doa yang tercurah telah membuahkan hasil yang menggembirakan.
Kondisi Paus Fransiskus: Perkembangan Terbaru
Vatikan secara rutin merilis pernyataan terkait kondisi kesehatan Paus Fransiskus. Dari laporan awal yang menyebutkan kondisi kritis hingga memburuknya kondisi akibat pneumonia bilateral, kini kabar terbaru menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Pernyataan Vatikan pada hari ini menekankan bahwa Paus Fransiskus telah pulih dari serangan bronkospasme dan kondisinya stabil. Hal ini menunjukkan respon positif terhadap perawatan medis yang diberikan.
Selain perawatan medis, Paus Fransiskus juga aktif mengikuti fisioterapi pernapasan. Keikutsertaan aktif beliau dalam proses pemulihan menunjukkan semangat dan tekad yang kuat untuk kembali sehat. Bahkan, beliau masih sempat meluangkan waktu untuk berdoa di kapel, menunjukkan bahwa semangat spiritualnya tetap tinggi di tengah perawatan medis yang dijalaninya.
Meskipun kondisi Paus Fransiskus telah membaik, pihak Vatikan tetap memantau perkembangan kesehatannya secara ketat. Tim medis terus memberikan perawatan terbaik untuk memastikan pemulihan yang optimal. Doa dan dukungan dari seluruh dunia terus mengalir untuk kesembuhan pemimpin spiritual umat Katolik ini.
Perlu diingat bahwa Paus Fransiskus telah menjalani beberapa perawatan di Rumah Sakit Gemelli sebelumnya. Pada tahun 2021, beliau menjalani operasi usus besar, dan pada tahun 2023, beliau dirawat dua kali karena sesak napas dan operasi pemasangan prostetis pada dinding perutnya. Pengalaman-pengalaman tersebut menunjukkan bahwa kesehatan Paus memang membutuhkan perhatian khusus.
Linimasa Perawatan Paus Fransiskus
- 14 Februari 2025: Dirawat di Rumah Sakit Gemelli karena pneumonia.
- 18 Februari 2025: Vatikan menyatakan Paus menderita pneumonia bilateral dan kondisi klinisnya memburuk.
- 21 Februari 2025: Tim dokter menyatakan nyawa Paus tidak terancam, meskipun belum sepenuhnya keluar dari kondisi bahaya.
- 22 Februari 2025: Kondisi Paus dilaporkan kritis setelah menderita asma.
- 24 Februari 2025: Kondisi Paus membaik sedikit, tetapi tetap kritis.
- 25 Februari 2025: Kondisi Paus kritis namun stabil.
- 26-27 Februari 2025: Kondisi Paus dilaporkan membaik.
- 28 Februari 2025: Paus mengalami serangan bronkospasme, alat bantu napas mekanis dipasang.
- 2 Maret 2025: Kondisi Paus stabil dan tidak lagi mengalami serangan bronkospasme.
Kondisi kesehatan Paus Fransiskus terus menjadi perhatian dunia. Semoga beliau segera pulih sepenuhnya dan dapat kembali menjalankan tugasnya sebagai pemimpin spiritual umat Katolik sedunia.