Konsulat RI Tawau Ajak Siswa CLC Ngabuburit dan Belajar Sejarah Kemerdekaan
Konsulat RI Tawau di Sabah, Malaysia, menggelar acara ngabuburit bersama 90 siswa CLC Al Alaq, diisi dengan wawasan kebangsaan dan tausiah Ramadhan, memperingati peristiwa penting kemerdekaan RI di bulan Ramadhan.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Tawau, Sabah, Malaysia, baru-baru ini menggelar acara ngabuburit yang unik dan bermakna. Sebanyak 90 siswa dari Community Learning Center (CLC) Al Alaq Bandar Sri Indah dan masyarakat Indonesia di Tawau diajak untuk mengisi waktu menjelang berbuka puasa dengan kegiatan yang menggabungkan tradisi Ramadhan dengan pembelajaran sejarah kemerdekaan Indonesia. Acara yang berlangsung pada Jumat (7/3) di Kantor Perwakilan RI Tawau ini bertujuan mempererat tali silaturahmi dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, menjelaskan bahwa ngabuburit merupakan tradisi penting yang perlu dipertahankan untuk menjaga hubungan baik antar masyarakat Indonesia di Tawau, baik yang masih berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) maupun yang telah menjadi warga negara Malaysia. Acara ini tidak hanya sekadar kegiatan menunggu waktu berbuka, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan penguatan identitas nasional.
Acara diawali dengan pengibaran bendera Merah Putih, simbol persatuan dan kebanggaan bangsa Indonesia. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan pembekalan wawasan kebangsaan yang bertema "Ramadhan dan Kemerdekaan RI", yang bertujuan untuk menghubungkan momen suci Ramadhan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Wawasan Kebangsaan dan Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan
Dalam sesi wawasan kebangsaan, Konsul Aris menyampaikan sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang terjadi di bulan Ramadhan. Beliau menekankan keterkaitan antara bulan suci Ramadhan dengan momentum-momentum krusial dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. "Setidaknya ada enam peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Ramadhan," ujar Konsul Aris.
Keenam peristiwa tersebut antara lain: Kongres I Budi Oetomo (3-5 Oktober 1908/7-9 Ramadhan 1326 H), Peristiwa Rengasdengklok (16 Agustus 1945/8 Ramadhan 1364 H), Proklamasi Kemerdekaan RI (17 Agustus 1945/9 Ramadhan 1364 H), Pembentukan Kabinet Pertama 1945 (2 September 1945/25 Ramadhan 1364 H), dan Agresi Militer I Belanda (30 Juli 1947/12 Ramadhan 1366 H). Konsul Aris berharap para siswa dapat mengambil pelajaran berharga dari peristiwa-peristiwa tersebut.
Selain sejarah, Konsul Aris juga memberikan motivasi kepada para siswa untuk rajin belajar, bekerja keras, pantang menyerah, dan memiliki cita-cita setinggi langit. Beliau berharap agar para siswa dapat menjadi generasi emas Indonesia di tahun 2045.
CLC Al Alaq dan Dukungan Pemerintah Indonesia
CLC Al Alaq, tempat belajar para siswa ini, berlokasi di luar ladang dan dikelola secara mandiri dengan dukungan orang tua murid. Bertempat di dua unit rumah toko (ruko) sewa, CLC Al Alaq saat ini menampung 181 siswa dari kelas 1 hingga kelas 9.
Orang tua dari para siswa tersebut sebagian besar merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti peternakan ayam dan rumah makan. Pemerintah Indonesia memberikan dukungan dan bantuan kepada CLC Al Alaq, termasuk penugasan seorang guru bina dan dana pendidikan, serupa dengan dukungan yang diberikan kepada CLC ladang.
Sebagai bagian integral dari acara ngabuburit, Ustadz Abdur Rahman bin Salleh dari Masjid Al Khautar Tawau memberikan tausiah yang menekankan keutamaan ibadah di bulan Ramadhan. Beliau menjelaskan bahwa puasa Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan bentuk keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Ustadz Abdur Rahman juga memaparkan beberapa keutamaan puasa Ramadhan, seperti mendapatkan balasan langsung dari Allah SWT, masuk surga melalui pintu Rayyan, terhindar dari neraka selama 70 tahun, diampuni dosa-dosa masa lalu, serta mendapatkan keberkahan dalam sahur dan berbuka puasa. Tausiah ini memberikan pencerahan spiritual bagi para siswa dan peserta ngabuburit.
Penutup
Acara ngabuburit di KJRI Tawau ini menjadi contoh nyata bagaimana momen Ramadhan dapat dimaksimalkan untuk mempererat tali silaturahmi, menanamkan nilai-nilai kebangsaan, dan memberikan edukasi berharga bagi generasi muda. Dengan menggabungkan tradisi budaya dengan pembelajaran sejarah dan nilai-nilai keagamaan, acara ini memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para siswa dan masyarakat Indonesia di Tawau.
Sajian berbuka puasa berupa makanan khas Indonesia seperti botok tempe, ayam goreng serundeng, sambal, kue poci, onde-onde, dan es melon serut semakin menambah keakraban dan keceriaan acara tersebut. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan di tengah masyarakat Indonesia di luar negeri.