Kotim Dorong Masyarakat Manfaatkan Peluang Usaha Ayam Petelur
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendorong masyarakat untuk memulai usaha ayam petelur karena tingginya permintaan dan potensi keuntungan yang menjanjikan di tengah tingginya jumlah penduduk.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, gencar mendorong warganya untuk memulai usaha ayam petelur. Hal ini didasari oleh tingginya permintaan telur di daerah tersebut yang belum mampu dipenuhi oleh produksi lokal. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kotim, Alang Arianto, menjelaskan bahwa peluang usaha ini sangat potensial mengingat jumlah penduduk Kotim yang mencapai 448.180 jiwa, merupakan yang terbesar di Kalimantan Tengah, sehingga kebutuhan akan bahan pangan, termasuk telur, sangat tinggi.
Saat ini, sebagian besar pasokan telur di Kotim masih bergantung pada daerah lain seperti Kalimantan Selatan dan Pulau Jawa. Produksi telur ayam petelur lokal pada tahun 2024, menurut data BPS Kotim, baru mencapai 1.128.960 butir, jauh dari angka kebutuhan yang sebenarnya. Kondisi ini menunjukkan adanya celah pasar yang besar bagi para peternak lokal untuk mengembangkan usaha ayam petelur.
Menurut Alang Arianto, usaha ayam petelur dinilai lebih menguntungkan dibandingkan usaha ayam potong. "Lebih menguntungkan usaha telur karena misalnya tidak laku dalam satu dua minggu, dia masih bertahan. Tapi kalau ayam potong telat dipanen maka terjadi pemborosan biaya pakan, sementara bobot tidak bertambah lagi," ujarnya. Meskipun demikian, tantangan tetap ada, terutama terkait harga pakan yang tinggi dan berpengaruh pada biaya produksi serta harga jual di pasaran.
Peluang Usaha yang Menjanjikan
Pemerintah Kotim, melalui Pemprov Kalteng, berupaya mengatasi tantangan tersebut dengan membangun pabrik pakan ternak di Kecamatan Parenggean. Pabrik ini diharapkan dapat menekan harga pakan dan meningkatkan daya saing peternak lokal. Alang Arianto optimistis bahwa usaha ayam petelur sangat menjanjikan dan mendorong masyarakat untuk segera memanfaatkan peluang ini.
Selain itu, pemerintah juga mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk berperan serta membantu masyarakat, terutama di desa-desa sekitar perusahaan, melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Sosialisasi dan mediasi terus dilakukan untuk mengarahkan masyarakat agar fokus pada usaha ayam petelur yang dinilai lebih berkelanjutan dan tahan terhadap fluktuasi pasar.
Data BPS Kotim tahun 2024 juga menunjukkan produksi telur lainnya, seperti ayam buras (244.934 butir), itik (185.639 butir), dan puyuh (1.512 butir). Produksi daging unggas pada tahun yang sama tercatat 283.293 kilogram daging ayam buras dan 41.605 kilogram daging itik. Data ini menunjukkan potensi pengembangan usaha peternakan di Kotim yang masih sangat besar.
Dukungan Pemerintah dan Swasta
Pemerintah Kotim berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan usaha peternakan, khususnya usaha ayam petelur. Dukungan ini tidak hanya berupa dorongan dan sosialisasi, tetapi juga berupa upaya untuk menurunkan harga pakan ternak melalui pembangunan pabrik pakan. Keterlibatan perusahaan swasta melalui program CSR juga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan usaha ayam petelur di Kotim.
Dengan tingginya permintaan dan potensi keuntungan yang menjanjikan, usaha ayam petelur di Kotim memiliki prospek yang cerah. Dukungan dari pemerintah dan swasta diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pengembangan sektor peternakan dan meningkatkan perekonomian daerah.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada ketahanan pangan Kotim dan kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah Kotim berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan peluang usaha ini dengan sebaik-baiknya dan berkontribusi pada pembangunan daerah.
Langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan pemerintah kedepannya antara lain adalah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para peternak, serta menyediakan akses permodalan yang mudah dan terjangkau.