Teluk Wondama Prioritaskan Budidaya Ayam Petelur: Solusi Pangan dan Ekonomi Lokal
Dinas Pertanian Teluk Wondama, Papua Barat, memprioritaskan budidaya ayam petelur pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat asli Papua.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mengambil langkah strategis dengan memprioritaskan program budidaya ayam petelur di tahun 2025. Langkah ini diambil untuk memenuhi permintaan pasar lokal yang selama ini mengandalkan pasokan dari luar daerah. Program ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat asli Papua dan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Teluk Wondama, Korneles Paduai, menjelaskan bahwa pilihan budidaya ayam petelur sebagai program unggulan didasari oleh potensi bisnis yang menjanjikan. "Selama ini, sebagian besar kebutuhan telur ayam didatangkan dari luar Wondama," ungkap Korneles dalam keterangannya di Wasior, Rabu (19/2).
Program ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, tetapi juga berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para peternak lokal. Dengan demikian, program ini selaras dengan upaya pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kemandirian ekonomi di Teluk Wondama.
Program Unggulan Budidaya Ayam Petelur
Pada tahap awal, Dinas Pertanian dan Pangan Teluk Wondama akan memfasilitasi penyediaan enam unit kandang ayam petelur untuk peternak asli Papua. Setiap kandang memiliki kapasitas hingga 120 ekor ayam. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memberikan dukungan nyata kepada para peternak lokal.
Pemerintah daerah menargetkan peningkatan jumlah kandang hingga mencapai 50 unit dalam lima tahun ke depan. Target ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengembangkan sektor peternakan ayam petelur di Teluk Wondama dan memberdayakan masyarakat asli Papua.
Kerja sama dengan beberapa pengusaha telah terjalin untuk menjamin kelancaran program. Para pengusaha ini akan berperan sebagai penyedia pakan, penampung telur, dan memberikan pendampingan kepada para peternak asli Papua. Hal ini memastikan keberlanjutan program dan keberhasilan para peternak.
Dampak Positif Terhadap Ekonomi dan Program MBG
Korneles Paduai menekankan bahwa program budidaya ayam petelur ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan telur ayam di Teluk Wondama, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan adanya program ini, diharapkan pendapatan para peternak asli Papua akan meningkat secara signifikan.
Program ini juga akan memberikan kontribusi besar terhadap kelancaran pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program MBG membutuhkan sekitar 21.000 butir telur atau 700 rak telur setiap bulannya. Dengan adanya produksi telur lokal, kebutuhan program MBG dapat dipenuhi sebagian besar dari hasil produksi peternak di Wondama.
"Artinya untuk kebutuhan makan gratis, telur tidak lagi didatangkan dari luar tapi sebagian dari produksi peternak di Wondama," jelas Korneles. Hal ini menunjukkan sinergi positif antara program budidaya ayam petelur dengan program pemerintah lainnya.
Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada peningkatan gizi anak-anak di Teluk Wondama dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Dengan demikian, program ini menjadi contoh nyata dari upaya pemerintah daerah dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah daerah Teluk Wondama berharap program ini dapat menjadi model pengembangan peternakan yang dapat ditiru di daerah lain di Papua Barat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kerja sama yang baik dengan para pihak terkait, program budidaya ayam petelur ini diharapkan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Teluk Wondama.