Kraton Kilen Jadi Saksi, Khofifah-Emil Bertemu Sri Sultan Bahas Sinergi Pariwisata DIY Jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Dardak temui Sri Sultan HB X di Yogyakarta. Apa saja poin penting Sinergi Pariwisata DIY Jatim yang mereka sepakati?

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Wakil Gubernur Emil Dardak, melakukan kunjungan penting ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar daerah, khususnya dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pertemuan yang berlangsung pada Minggu (27/7) tersebut diadakan di Kraton Kilen, Yogyakarta, dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Diskusi terfokus pada peluang sinergi antara Jawa Timur dan DIY dalam berbagai aspek pembangunan.
Khofifah mengungkapkan rasa hormatnya atas sambutan hangat dari Sri Sultan, yang dinilainya sebagai tokoh adat, budaya, sekaligus negarawan yang konsisten. Pertemuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi kerja sama yang lebih erat demi kemajuan kedua wilayah.
Memperkuat Kolaborasi Antar Daerah
Dalam pertemuan tertutup namun penuh keakraban tersebut, Khofifah menyampaikan apresiasi terhadap Sri Sultan Hamengku Buwono X. Ia menekankan bahwa Jawa Timur dan DIY memiliki potensi besar untuk terus bersinergi dalam mengembangkan budaya, pariwisata, pendidikan, dan ekonomi kreatif.
Menurut Khofifah, kekuatan kolaborasi antar daerah merupakan kunci utama dalam membangun ketangguhan. Sinergi ini penting untuk menghadapi berbagai tantangan masa depan, termasuk isu perubahan iklim global dan transformasi digital yang pesat.
Selain itu, kolaborasi juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) di kedua provinsi. Dengan adanya sinergi yang kuat, Jawa Timur dan DIY dapat saling menguatkan serta tumbuh bersama secara berkelanjutan.
Pentingnya Pelestarian Budaya dalam Pembangunan
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyambut baik kedatangan Khofifah dan Emil Dardak. Beliau menegaskan pentingnya harmoni dalam pembangunan yang tetap menjaga keseimbangan sosial dan pelestarian budaya.
Sri Sultan berpendapat bahwa langkah-langkah pembangunan harus disatukan, tidak hanya untuk kemajuan wilayah masing-masing, tetapi juga dalam konteks Indonesia yang beragam. Pelestarian budaya tidak boleh terabaikan di tengah derasnya arus modernisasi.
Justru dari budaya inilah, lanjut Sri Sultan, karakter bangsa dapat terus terjaga dan diperkuat. Nilai-nilai luhur budaya menjadi fondasi penting dalam menghadapi berbagai dinamika pembangunan dan perkembangan zaman.