Krisis Kemanusiaan Kongo: UNHCR Ajukan Dana Rp661 Miliar
UNHCR meminta dana Rp661 miliar untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang memburuk di Kongo, dipicu oleh kekerasan dan lonjakan pengungsi ke negara tetangga seperti Burundi.

Kekerasan berkepanjangan di Republik Demokratik Kongo (RDK) telah memicu krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pada Jumat (21/2), mengajukan permohonan dana darurat sebesar 40,4 juta dolar AS atau sekitar Rp661 miliar (kurs Rp16.360 per dolar AS) untuk menangani situasi ini. Lonjakan pengungsi, terutama dari wilayah timur Kongo menuju negara-negara tetangga, menjadi perhatian utama.
Meningkatnya pertempuran di wilayah timur RDK telah memaksa lebih dari 40.000 warga Kongo, sebagian besar perempuan dan anak-anak, untuk mencari perlindungan di Burundi sejak awal Februari. Brigitte Mukanga-Eno, perwakilan UNHCR di Burundi, mengungkapkan dalam konferensi pers PBB di Jenewa bahwa lebih dari 9.000 pengungsi tiba dalam sehari. Mereka menempuh perjalanan berbahaya, termasuk menggunakan perahu seadanya untuk menyeberangi Sungai Rusizi.
Para pengungsi ini berasal dari daerah-daerah yang sebelumnya telah dilanda konflik, termasuk Goma. Banyak di antara mereka telah berulang kali mengungsi di dalam negeri sebelum akhirnya terpaksa melarikan diri lagi akibat pertempuran terbaru. "Mereka yang datang kebanyakan adalah warga Kongo yang sebelumnya sudah mengungsi di dalam negeri akibat konflik sebelumnya, namun kini kembali dipaksa berpindah akibat bentrokan baru," ujar Mukanga-Eno.
Lonjakan Pengungsi dan Tantangan Kemanusiaan
Situasi di Burundi semakin kompleks dengan ditemukannya peningkatan jumlah anak-anak tanpa pendamping di antara para pengungsi. Banyak dari mereka terpisah dari keluarga selama perjalanan yang berbahaya. Meskipun pemerintah Burundi memberikan status pengungsi secara langsung (prima facie), kebutuhan mendesak seperti tempat tinggal, makanan, sanitasi, dan layanan medis masih sangat tinggi.
"Kami sangat membutuhkan tempat penampungan, makanan, dan fasilitas sanitasi seperti toilet, serta relokasi bagi para pengungsi baru ke lokasi lain guna mengatasi kepadatan berlebih," kata Mukanga-Eno. Ia juga menyoroti laporan adanya kasus campak di tengah kondisi tempat penampungan yang padat. UNHCR dan organisasi lokal telah mendistribusikan pasokan kebutuhan pokok dan makanan, serta mempersiapkan relokasi ke kamp pengungsi Musenyi yang berkapasitas 10.000 orang. Pemerintah Burundi juga berupaya membuka lokasi tambahan.
Permohonan dana UNHCR tidak hanya fokus pada Burundi, tetapi juga mencakup negara-negara tetangga lainnya seperti Uganda, Rwanda, Tanzania, dan Zambia. Hal ini mempertimbangkan potensi lonjakan pengungsi, pencari suaka, dan warga yang kembali ke negara mereka, yang diperkirakan mencapai 258.000 orang. Meskipun perpindahan ke negara-negara tetangga lainnya masih relatif kecil (sekitar 15.000 pengungsi baru pada Januari), situasi tetap genting.
Peran Internasional yang Krusial
UNHCR menekankan urgensi bantuan internasional. "Tanpa suntikan dana yang mendesak, kita berisiko menghadapi kemerosotan lebih lanjut seiring dengan memburuknya krisis ini," tegas Mukanga-Eno. Permohonan dana sebesar Rp661 miliar ini diharapkan dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan bagi para pengungsi dan meringankan beban negara-negara tetangga yang juga terdampak krisis kemanusiaan di Kongo.
Krisis kemanusiaan di Kongo ini menuntut respons internasional yang cepat dan komprehensif. Bantuan segera diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan memberikan perlindungan bagi para pengungsi yang rentan. Kerja sama antara UNHCR, pemerintah negara-negara tetangga, dan organisasi kemanusiaan lainnya sangat krusial untuk mengatasi krisis ini dan mencegah dampak yang lebih buruk di masa mendatang.
Situasi ini juga menyoroti pentingnya perdamaian dan stabilitas di RDK. Penyelesaian konflik secara damai dan berkelanjutan adalah kunci untuk mencegah perpindahan penduduk dan krisis kemanusiaan yang lebih besar di masa depan. Upaya internasional untuk mendukung perdamaian dan pembangunan di Kongo sangatlah penting.