Kunjungan Perdana Menteri Australia ke Indonesia: Kerja Sama Bilateral Jadi Fokus Utama
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Dubes Australia bahas kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia pada Mei 2025 mendatang untuk membahas peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang.

Jakarta, 13 Mei 2024 - Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya bertemu dengan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Roderick Bruce Brazier, di Gedung Sekretariat Kabinet, Jakarta. Pertemuan pada Senin tersebut membahas rencana kunjungan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, ke Indonesia pada 15 Mei 2025. Kunjungan ini akan menjadi yang pertama bagi Albanese setelah terpilih kembali sebagai Perdana Menteri.
Seskab Teddy, mengutip siaran resmi Sekretariat Kabinet, menjelaskan koordinasi dilakukan untuk membahas agenda kenegaraan PM Albanese. "PM Albanese yang baru saja terpilih kembali, rencananya akan dilantik pada 13 Mei 2025, dan akan langsung memulai lawatan ke Indonesia keesokan harinya," ujar Seskab Teddy. Pertemuan tersebut juga mencakup peninjauan renovasi Gedung Sekretariat Kabinet yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kunjungan PM Albanese, yang dijadwalkan berlangsung pada 14-15 Mei 2025, merupakan bagian dari pertemuan pemimpin tahunan (Annual Leaders' Meeting) Indonesia-Australia. Hal ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah “Roy” Soemirat. Kunjungan ini menandai pentingnya hubungan bilateral kedua negara dan komitmen untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor.
Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Australia
Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai isu penting yang akan menjadi fokus utama kunjungan PM Albanese. Peningkatan kerja sama bilateral, khususnya di bidang ekonomi, menjadi prioritas utama. Hal ini meliputi kerja sama di bidang ketahanan pangan, energi, dan perdagangan. Kedua negara juga akan membahas isu-isu prioritas di bawah pemerintahan baru masing-masing, serta isu-isu regional dan global.
Keinginan PM Albanese untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan kunjungan pertamanya setelah terpilih kembali disampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto melalui sambungan telepon. "Saya ingin Indonesia menjadi kunjungan pertama saya," ungkap PM Albanese. Presiden Prabowo menyambut baik permintaan tersebut dan menyatakan kehormatan atas kunjungan tersebut. "Luar biasa! Kehormatan besar!" jawab Presiden Prabowo.
PM Albanese menekankan pentingnya ikatan kuat antara Australia dan Indonesia sebagai negara tetangga dan mitra penting. "Australia dan Indonesia memiliki ikatan yang tak tergoyahkan," tegas PM Albanese, yang disambut baik oleh Presiden Prabowo. Presiden Prabowo pun memastikan kesiapan Indonesia untuk menyambut kunjungan PM Albanese. "Kami akan atur kunjungan Anda ke sini. Kami akan atur," kata Presiden Prabowo.
Reaksi Presiden Prabowo dan PM Albanese
Dalam percakapan telepon tersebut, PM Albanese juga menceritakan kelelahannya setelah pemilu. Presiden Prabowo menanggapi kemenangan Albanese sebagai peristiwa bersejarah, mengingat Albanese menjadi Perdana Menteri Australia yang menjabat dua periode berturut-turut setelah 21 tahun. "Hebat, luar biasa!" puji Presiden Prabowo.
Kemenangan telak PM Albanese dalam pemilu Australia pada 3 Mei 2025 waktu setempat membuatnya kembali memimpin Australia untuk tiga tahun ke depan. Partai Buruh yang dipimpinnya berhasil meraih 87 kursi dari total 150 kursi di parlemen.
Kunjungan PM Albanese ke Indonesia diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas di berbagai bidang, khususnya ekonomi. Pertemuan antara Seskab Teddy dan Dubes Brazier menunjukkan keseriusan kedua negara dalam mempersiapkan kunjungan tersebut dan memastikan keberhasilannya.
Persiapan matang dari kedua negara untuk kunjungan ini menandakan betapa pentingnya hubungan Indonesia-Australia. Kerja sama yang erat di berbagai sektor akan memberikan manfaat besar bagi kedua negara dan berkontribusi pada stabilitas regional.