Lapas Bukittinggi Lakukan Deteksi Dini HIV pada Warga Binaan
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bukittinggi melakukan skrining HIV/AIDS pada warga binaan sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penyebaran penyakit menular.

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bukittinggi, Sumatera Barat, pada Rabu, 19 Februari 2024, melaksanakan pemeriksaan kesehatan menyeluruh terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) termasuk skrining virus HIV/AIDS. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini dan mencegah penyebaran penyakit berbahaya tersebut.
Kepala Lapas Bukittinggi, Herdianto, menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan ini merupakan bagian dari pemenuhan hak dasar WBP sekaligus upaya proaktif mencegah penyebaran penyakit menular seperti HIV/AIDS. "Skrining bagi warga binaan kami lakukan secara terus menerus untuk memastikan terbebas dari penyakit-penyakit menular. Saat ini kami bersinergi dengan Puskesmas Rasimah Ahmad Mandiangin Kota Bukittinggi," katanya.
Herdianto menekankan komitmen Lapas Bukittinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan optimal bagi seluruh WBP. "Kami berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan secara optimal bagi warga binaan guna memastikan mereka mendapatkan hak kesehatan selama menjalani masa pidana di dalam Lapas," tegasnya. Upaya ini menunjukkan kepedulian Lapas Bukittinggi terhadap kesehatan dan kesejahteraan warga binaannya.
Deteksi Dini dan Pencegahan Penyebaran HIV/AIDS
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di Klinik Lapas Bukittinggi meliputi berbagai aspek, termasuk skrining HIV/AIDS. Setiap tahanan dan narapidana yang baru dipindahkan dari Polresta, Kejaksaan, Rutan, atau Lapas lain wajib menjalani pemeriksaan kesehatan ulang. Hal ini penting untuk mendeteksi dini berbagai penyakit, termasuk HIV/AIDS, dan mencegah penularan antar warga binaan.
Menurut Herdianto, deteksi dini sangat krusial. "Agar supaya riwayat penyakit maupun penyakit yang diderita warga binaan bisa dideteksi sedini mungkin, supaya tidak menular ke warga binaan lain," jelasnya. Dengan demikian, langkah pencegahan dapat dilakukan secara efektif dan tepat waktu.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit tertentu, termasuk HIV/AIDS, petugas Lapas akan segera mengambil tindakan. Pengobatan akan diberikan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku. Untuk penyakit yang membutuhkan penanganan spesialis, WBP akan dirujuk ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang memadai.
Kerjasama dengan Puskesmas Rasimah Ahmad Mandiangin
Lapas Bukittinggi bekerja sama dengan Puskesmas Rasimah Ahmad Mandiangin Kota Bukittinggi dalam pelaksanaan skrining HIV/AIDS ini. Kerjasama ini memperkuat upaya deteksi dini dan pencegahan penyebaran penyakit menular di lingkungan Lapas. Puskesmas menyediakan tenaga medis dan fasilitas yang dibutuhkan untuk memastikan pemeriksaan kesehatan berjalan lancar dan akurat.
Kerjasama antar instansi ini merupakan contoh sinergi yang positif dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal bagi warga binaan di Lapas Bukittinggi.
Langkah proaktif Lapas Bukittinggi dalam melakukan skrining HIV/AIDS patut diapresiasi. Upaya ini menunjukkan komitmen Lapas dalam memastikan kesehatan dan kesejahteraan warga binaannya, sekaligus mencegah penyebaran penyakit menular di lingkungan Lapas.
Selain itu, kerjasama dengan Puskesmas memperkuat upaya deteksi dini dan memastikan penanganan yang tepat bagi warga binaan yang teridentifikasi mengidap HIV/AIDS. Dengan demikian, Lapas Bukittinggi berperan aktif dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Program skrining kesehatan yang berkelanjutan ini menunjukkan komitmen Lapas Bukittinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada warga binaannya. Hal ini juga menunjukkan kepatuhan Lapas Bukittinggi terhadap standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
Dengan adanya deteksi dini dan penanganan yang tepat, diharapkan dapat mencegah penyebaran HIV/AIDS di lingkungan Lapas Bukittinggi dan meningkatkan kualitas hidup warga binaan.