Layanan Karantina Indonesia Aman dari Imbas Kemacetan Tanjung Priok
Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, memastikan layanan karantina tetap berjalan lancar meskipun terjadi kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok pekan lalu akibat peningkatan aktivitas bongkar muat ekspor.

Kemacetan parah yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu hingga Jumat pekan lalu, tidak berdampak pada layanan karantina Indonesia. Hal ini ditegaskan langsung oleh Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean. Beliau menjelaskan bahwa layanan karantina berada di bagian depan proses, sebelum titik kemacetan terjadi di area Pelabuhan Tanjung Priok.
"Karantina tidak (terdampak) karena kita sistem pelayanannya di depan, (sementara kemacetan) ini kan setelah keluar, gitu, ya. Saya pikir hal ini bisa ditanyakan ke institusi terkait, ya," ujar Sahat saat ditemui di Gedung Pelindo Regional II Jakarta Utara, Selasa (22/4).
Pernyataan tersebut memberikan kepastian bahwa proses pemeriksaan dan pengawasan barang impor tetap berjalan optimal, meskipun aktivitas bongkar muat di pelabuhan mengalami gangguan signifikan. Fokus Barantin tetap pada pengawasan kesehatan dan keamanan barang yang masuk ke Indonesia.
Layanan Karantina di Perbatasan
Sahat menjelaskan bahwa tugas utama Barantin adalah memastikan keamanan dan kesehatan barang impor sebelum didistribusikan ke seluruh Indonesia. Proses pemeriksaan dilakukan secara ketat di titik perbatasan, atau "border", bukan di area pelabuhan setelah proses bongkar muat.
“Kita memastikan bahwa barang yang masuk ke Indonesia itu sehat, bebas penyakit, kita periksa di laboratorium kita,” jelas Sahat. “Jadi kita di border, bukan di luarnya. Sehingga kita pastikan yang masuk itu benar-benar sehat, aman untuk dikonsumsi, dan aman untuk diedarkan di Indonesia,” tambahnya.
Dengan demikian, meskipun terjadi kemacetan di area Pelabuhan Tanjung Priok, layanan karantina tetap berjalan efektif dan tidak terganggu. Sistem pengawasan yang terintegrasi dan berlokasi di titik perbatasan menjadi kunci keberhasilan ini.
Penyebab Kemacetan dan Upaya Penanganannya
Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok disebabkan oleh peningkatan aktivitas bongkar muat ekspor, terutama di NPCT 1. Peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery petikemas menjadi salah satu faktor utama.
PT Pelindo juga menyebutkan bahwa kedatangan tiga kapal kargo besar yang terlambat bersandar turut memperparah kondisi. Dua kapal terlambat seminggu, dan satu kapal terlambat sehari. Situasi ini diperburuk oleh libur panjang yang membuat banyak konsumen ingin mengambil kontainer mereka.
Untuk mengatasi kemacetan, Pelindo bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), regulator, Polres Pelabuhan, dan pemangku kebijakan lainnya. Upaya kolaboratif ini berhasil mengurai kemacetan pada Minggu (20/4).
Meskipun terjadi kemacetan yang cukup signifikan, Pelindo memastikan bahwa kegiatan bongkar muat berjalan lancar dan tidak terjadi error sistem di Gate Pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok.
Kesimpulan
Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok tidak mengganggu layanan karantina Indonesia. Sistem pengawasan yang terpusat di perbatasan memastikan kelancaran proses pemeriksaan dan pengawasan barang impor, menjaga keamanan dan kesehatan produk yang beredar di Indonesia. Kerja sama antar instansi terkait berhasil mengatasi kemacetan yang terjadi.