LDII Jakut, Densus 88, dan Kemenag Bersatu Lawan Radikalisme: Sukseskan Edukasi Kebangsaan
LDII Jakarta Utara, Densus 88, dan Kemenag Jakarta Utara berkolaborasi dalam edukasi kebangsaan untuk mencegah radikalisme dan intoleransi, memperkuat persatuan Indonesia.

LDII Jakarta Utara, bekerja sama dengan Densus 88 Antiteror Polri dan Kantor Kementerian Agama Jakarta Utara, menyelenggarakan edukasi kebangsaan di Jakarta pada Jumat, 21 Februari 2024. Kegiatan ini bertujuan mencegah penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di Indonesia. Sosialisasi ini melibatkan berbagai pihak dan menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Ketua DPD LDII Jakarta Utara, Pudya Sanjaya, mengungkapkan harapannya agar edukasi ini dapat memberikan pemahaman mendalam tentang bahaya intoleransi dan pentingnya keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Ia menekankan tanggung jawab bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi toleransi, moderasi beragama, dan semangat gotong royong. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen LDII dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sosialisasi yang bertema 'Deteksi Dini Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, Terorisme, Moderasi, dan Kerukunan Umat Beragama Menuju Indonesia Emas 2045' ini diselenggarakan di Ponpes Syarif Hidayatullah. LDII Jakarta Utara berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang mendorong persatuan bangsa dan mengedukasi warga agar memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945.
Mencegah Radikalisme di Era Digital
Pudya Sanjaya menyoroti tantangan dalam era digital, di mana penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme semakin canggih dan sulit dideteksi. Deteksi dini menjadi sangat krusial untuk mencegah perpecahan dan kekerasan. Ia menekankan pentingnya memperkuat pendidikan karakter, pemahaman agama yang moderat, serta sinergi antara ulama, umara, dan masyarakat.
"Kami berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang bahaya intoleransi dan pentingnya menjaga keberagaman sebagai kekuatan bangsa," kata Pudya Sanjaya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia, dengan keberagaman suku, agama, dan budaya, harus menjaga persatuan dan kesatuannya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama. "Keberagaman ini adalah kekuatan, bukan kelemahan," tegasnya.
LDII Jakarta Utara juga berkomitmen untuk terus mengedukasi warga agar memiliki wawasan kebangsaan yang kuat dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Para Pembicara dan Materi yang Disampaikan
Kegiatan sosialisasi ini menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang. AKBP Goentoro Wisnu dari Densus 88 Antiteror Polri memaparkan strategi pencegahan dini terhadap ancaman radikalisme dan terorisme di Indonesia. Ustad Umar Khairi, mantan narapidana teroris yang kini aktif dalam program deradikalisasi, juga turut berbagi pengalaman dan wawasannya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Jakarta Utara, H. Mawardi, menyampaikan materi terkait peran moderasi beragama dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat yang beragam. Ia menekankan pentingnya membangun sikap toleransi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
"Bersyukur kami masih diberikan nikmat hidup di Indonesia dengan nyaman di tengah keberagaman yang ada. Negara lain, hanya bisa menyatukan mata uang saja tapi tidak mampu mengelola perbedaan yang menjadi sunatullah," kata H. Mawardi.
Sosialisasi ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga keutuhan NKRI dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, dengan bangsa Indonesia yang semakin maju, sejahtera, dan tetap dalam bingkai persatuan.
Melalui kolaborasi ini, LDII Jakarta Utara, Densus 88, dan Kemenag Jakarta Utara menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta mencegah penyebaran paham-paham yang dapat memecah belah.