Lestari Moerdijat: Nilai Kebangsaan, Kunci Hadapi Tantangan Era Disrupsi
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan pentingnya nilai kebangsaan dalam menghadapi tantangan era disrupsi dan perkembangan teknologi yang pesat, terutama bagi generasi muda Indonesia.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, baru-baru ini menyampaikan pentingnya peningkatan kemampuan dan penerapan nilai-nilai kebangsaan sebagai solusi atas berbagai tantangan di era disrupsi. Pernyataan ini disampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis (15/5).
Sosialisasi yang bertema "Transformasi Digital dan Tantangan Kebangsaan: Peran Kaum Muda di Era Society 5.0" ini menekankan pentingnya adaptasi dan kemampuan bertahan di tengah perubahan cepat yang dipicu oleh teknologi. Lestari, atau yang akrab disapa Rerie, menyatakan, "Disrupsi yang terjadi saat ini butuh kemampuan bertahan sekaligus beradaptasi. Maka asah terus kemampuan yang kita miliki agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi."
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, khususnya generasi muda, di era digital. Generasi muda, menurut Lestari, memegang amanah besar untuk meneruskan cita-cita para pendiri bangsa. Namun, perkembangan teknologi juga membawa tantangan baru seperti disinformasi dan hoaks yang mengancam persatuan.
Menghadapi Disrupsi dengan Nilai Kebangsaan
Lestari menjelaskan bahwa kesenjangan pengetahuan masyarakat dan perkembangan teknologi informasi yang pesat menjadi akar masalah. Generasi muda, menurutnya, harus mengambil peran aktif dalam meningkatkan literasi digital masyarakat. "Karena, satu hal yang pasti di masa depan adalah ketidakpastian itu sendiri," tegas Lestari yang juga merupakan Anggota Komisi X DPR RI.
Sebagai solusi, Lestari menekankan pentingnya nilai-nilai kebangsaan yang telah diwariskan para pendiri bangsa. Nilai-nilai tersebut, yang tertuang dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjadi landasan berpikir dan bertindak dalam menghadapi tantangan era disrupsi.
Ia mendorong generasi muda untuk terus mengasah kemampuan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Namun, hal ini harus diimbangi dengan pengamalan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, tantangan disrupsi dapat dihadapi dengan bijak dan terarah.
Peran Generasi Muda di Era Digital
Dalam sosialisasi tersebut, Lestari juga menekankan peran penting generasi muda dalam menghadapi tantangan era digital. Mereka harus mampu menyaring informasi, melawan disinformasi, dan menjaga persatuan bangsa di tengah derasnya arus informasi online. Literasi digital menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini.
Selain itu, generasi muda juga didorong untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Mereka harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi dan solusi bagi berbagai permasalahan yang ada. Dengan demikian, Indonesia dapat terus maju dan berkembang di era disrupsi.
Sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Prof. Dr. Jebul Suroso, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto, Jurnalis Senior & Founder Yayasan Benih Baik Andy F. Noya, dan Akademisi/Dosen Universitas Paramadina Jakarta/Tenaga Ahli MPR RI Luthfi Assyaukanie, Ph.D, serta civitas akademika UMP.
Kesimpulannya, penerapan nilai-nilai kebangsaan menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan era disrupsi. Generasi muda Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta memanfaatkan teknologi untuk kemajuan Indonesia.