Libur Ramadhan: Anggota Dewan Pendidikan Jatim Imbau Siswa Tetap Produktif
Anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur mengimbau siswa tetap produktif selama Ramadhan, memanfaatkan waktu libur untuk kegiatan belajar mandiri dan mengurangi penggunaan gawai.

Anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur, Suko Widodo, mengimbau para siswa di Jawa Timur untuk tetap produktif selama bulan Ramadhan, meskipun pemerintah telah menerbitkan Surat Edaran Tiga Menteri terkait libur sekolah. Imbauan ini disampaikan setelah SE tersebut resmi diumumkan, yang salah satunya mengatur pembelajaran secara mandiri bagi siswa selama libur Ramadhan 2025.
Suko menekankan pentingnya kegiatan belajar meski anak-anak tidak bersekolah. Menurutnya, metode belajar di rumah yang tepat sangat dibutuhkan. Ini penting untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan gawai yang berlebihan selama masa liburan.
"Meski siswa tidak bersekolah, mereka tetap bisa belajar di rumah dengan metode yang tepat," ujar Suko Widodo di Surabaya, Selasa. Ia mengingatkan pentingnya menghindari distraksi agar anak tetap fokus belajar. Prioritas utama adalah memastikan anak-anak tidak berhenti belajar, meskipun libur sekolah.
Suko juga mengkritisi penggunaan gawai berlebihan dalam pembelajaran, yang dianggap mengalihkan perhatian anak dari aktivitas produktif. Ia mendorong metode belajar yang lebih mendasar dan efektif. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah kembali pada metode belajar konvensional, yaitu 'back to pen, back to paper'.
Metode ini, meskipun terlihat tradisional, dinilai efektif dalam membentuk karakter dan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Selama liburan, Suko mengusulkan pemberian tugas yang memadukan aktivitas fisik dan intelektual. Misalnya, mencatat kegiatan selama Ramadhan, seperti salat subuh dan kegiatan amal.
Kegiatan pencatatan ini, menurut Suko, melatih fokus dan meningkatkan daya imajinasi. "Kalau itu diajarkan pada siswa, luar biasa. Itu melatih anak menjadi fokus karena punya imajinasi," tambahnya. Ia juga mendorong pengurangan penggunaan gawai, khususnya di tingkat SD, serta mengajak anak untuk lebih banyak berinteraksi langsung dengan keluarga atau teman di masjid atau surau.
Suko menekankan pentingnya pendidikan yang mengedepankan interaksi langsung dan aktivitas manual untuk menghindari ketergantungan teknologi yang dapat menghambat perkembangan kognitif. Guru dan orang tua didorong untuk menekankan pembelajaran dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, yang sering dianggap sepele namun sangat penting.