Kemendikbudristek: Strategi Pembelajaran Efektif di Bulan Ramadhan
Kemendikbudristek memberikan panduan pembelajaran efektif selama Ramadhan, menekankan fleksibilitas jadwal, materi relevan, dan metode pembelajaran variatif untuk kenyamanan siswa yang berpuasa.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru-baru ini menerbitkan panduan pembelajaran selama bulan Ramadhan. Panduan ini bertujuan untuk memastikan proses belajar mengajar tetap efektif dan efisien, sekaligus mempertimbangkan kondisi siswa yang menjalankan ibadah puasa. Webinar yang diadakan di Jakarta pada Jumat lalu membahas strategi-strategi praktis untuk mencapai hal tersebut.
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Salim Somad, menekankan pentingnya dukungan dari seluruh ekosistem pendidikan. Beliau mengajak semua pihak untuk "memperkuat beberapa hal yang telah diatur dalam surat edaran bersama sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif dan bernilai ibadah dalam penanaman karakter peserta didik," katanya. Hal ini mencakup penyesuaian jadwal, materi pembelajaran, dan metode pengajaran yang lebih fleksibel.
Webinar tersebut juga dihadiri oleh Widyaprada Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Abdul Halim Muharam, yang memberikan penjelasan lebih detail. Penjelasan tersebut mencakup penyesuaian durasi pembelajaran, jenis aktivitas (teori atau praktik), serta integrasi dengan kegiatan keagamaan di sekolah. Halim menekankan peran guru dalam menghadirkan bentuk-bentuk perhatian pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan ibadah dan pembelajaran siswa.
Penyesuaian Jadwal dan Materi Pembelajaran
Salah satu poin penting yang dibahas adalah penyesuaian jadwal pembelajaran. Salim Somad menyarankan agar jadwal pembelajaran dibuat lebih singkat dan efektif, sehingga tidak membebani siswa yang sedang berpuasa. Selain itu, materi pembelajaran harus tetap relevan dengan kurikulum, dan diperkaya dengan nilai-nilai positif yang selaras dengan makna ibadah di bulan Ramadhan. Hal ini diharapkan dapat menjadikan proses belajar lebih bermakna dan memotivasi siswa.
Kemendikbudristek juga mendorong para pendidik untuk menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Tujuannya adalah agar siswa tidak mudah bosan dan proses belajar tetap menarik. Dengan metode yang bervariasi, diharapkan proses belajar dapat menjadi kebutuhan siswa, bukan sekadar kewajiban.
Abdul Halim Muharam menambahkan bahwa surat edaran bersama tentang pembelajaran di bulan Ramadhan tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi telah disesuaikan dengan kalender pemerintah. Surat edaran ini mengatur jadwal pembelajaran, termasuk periode pembelajaran mandiri di rumah dan di sekolah.
Jadwal Pembelajaran Selama Ramadhan
Berikut adalah jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Bersama:
- Tanggal 27 dan 28 Februari serta 3, 4, dan 5 Maret 2025: Pembelajaran mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat.
- Tanggal 6 sampai 25 Maret 2025: Pembelajaran di sekolah/madrasah/satuan pendidikan keagamaan.
- Libur bersama Idul Fitri: Tanggal 26, 27, dan 28 Maret serta 2, 3, 4, 7, dan 8 April 2025.
- Pembelajaran di sekolah dimulai kembali pada 9 April 2025.
Halim juga menekankan pentingnya koordinasi dan sosialisasi dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk peran orang tua dalam membimbing dan memantau anak selama pembelajaran mandiri.
Kesimpulan
Kemendikbudristek telah memberikan panduan yang komprehensif untuk memastikan proses pembelajaran tetap efektif dan bermakna selama bulan Ramadhan. Dengan penyesuaian jadwal, materi, dan metode pembelajaran, diharapkan siswa dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan tetap mencapai tujuan pembelajaran. Kerja sama antara sekolah, guru, orang tua, dan seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk keberhasilan implementasi panduan ini.