Lima Siswa SMK di Bali Tidak Lulus, SMA 100 Persen Lulus!
Hanya lima siswa SMK di Bali yang tidak lulus tahun ini karena ketidakpatuhan terhadap aturan jam belajar dan praktik lapangan, sementara siswa SMA seluruhnya lulus 100 persen.

Denpasar, 7 Mei 2025 (ANTARA) - Sebuah kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan Bali. Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bali, KN Boy Jayawibawa, mengumumkan bahwa hanya lima siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tidak lulus tahun ini. Berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang seluruh siswanya dinyatakan lulus 100 persen. Kejadian ini menjadi sorotan karena merupakan kasus pertama kalinya siswa di Bali tidak lulus akibat ketidakpatuhan terhadap peraturan sekolah.
Pernyataan mengejutkan ini disampaikan Boy Jayawibawa di Denpasar pada Rabu lalu. Ia menjelaskan bahwa kelima siswa SMK tersebut tidak lulus karena tidak memenuhi peraturan jam belajar dan kewajiban praktik lapangan. "Iya, baru tahun ini (siswa tidak lulus) karena kurangnya mengikuti pelajaran, kemudian praktik kerja lapangan, terutama anak-anak SMK. Itu kan penting sekali tapi rupanya itu tidak diikuti," ujarnya. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi Disdikpora Bali untuk melakukan evaluasi lebih lanjut.
Total siswa kelas XII angkatan 2025 di Bali berjumlah 60.110 siswa, terdiri dari 32.834 siswa SMA dan 27.276 siswa SMK. Dari jumlah tersebut, 27.271 siswa SMK dinyatakan lulus, atau sebesar 99,95 persen. Sementara itu, seluruh siswa SMA, sebanyak 32.834 siswa, berhasil lulus 100 persen. Artinya, hanya 5 siswa SMK yang harus mengulang tahun ajaran mendatang.
Rincian Siswa SMK yang Tidak Lulus
Kelima siswa SMK yang tidak lulus berasal dari berbagai jurusan dan sekolah. Dua siswa berasal dari jurusan kuliner SMK Pariwisata Triatma Jaya Badung, satu siswa dari jurusan tata boga SMKN 4 Negara, satu siswa dari jurusan kuliner SMK Pariwisata Triatma Jaya Tabanan, dan satu siswa dari jurusan akuntansi keuangan lembaga SMK Idtiqlal Gerokgak. Mereka semua harus mengulang kelas pada tahun ajaran berikutnya.
Penilaian kelulusan siswa tahun ini didasarkan pada beberapa indikator penting. Indikator tersebut meliputi nilai rapor, ujian sekolah, dan ujian praktik. Mata pelajaran yang dinilai mencakup agama, fisika, kimia, biologi, olahraga, dan lain sebagainya. Hasil kelulusan telah diumumkan secara daring melalui portal sekolah masing-masing.
Proses penilaian kelulusan ini memastikan bahwa siswa yang dinyatakan lulus telah memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Sistem penilaian yang komprehensif ini bertujuan untuk menjamin kualitas pendidikan di Bali dan memastikan kesiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja.
Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Tahun Ajaran 2024/2025
Disdikpora Bali juga telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan selama tahun ajaran 2024/2025. Menurut Boy Jayawibawa, tidak ada kendala berarti selama tahun ajaran tersebut. "Kalau evaluasi ya seluruh siswa sudah belajar sesuai dengan kurikulum, jadi tidak ada kendala dasar, anak-anak juga mengikuti dengan baik, tidak ada masalah," katanya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa secara umum, proses pembelajaran berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.
Meskipun demikian, kasus lima siswa SMK yang tidak lulus menjadi catatan penting bagi Disdikpora Bali. Kejadian ini menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap siswa, khususnya terkait kepatuhan terhadap aturan jam belajar dan praktik lapangan. Disdikpora Bali diharapkan dapat melakukan langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Ke depan, Disdikpora Bali perlu memperkuat kerjasama dengan sekolah-sekolah untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan bimbingan dan dukungan yang memadai agar mereka dapat menyelesaikan pendidikannya dengan sukses. Penting juga untuk memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau memiliki masalah disiplin agar mereka dapat dibimbing dan diarahkan dengan tepat.
Kesimpulannya, meskipun terdapat lima siswa SMK yang tidak lulus, secara keseluruhan pelaksanaan pendidikan di Bali berjalan dengan baik. Kejadian ini menjadi momentum untuk melakukan evaluasi dan perbaikan sistem agar kualitas pendidikan di Bali dapat terus ditingkatkan.