Longsor di Ranu Gumbolo, Tulungagung: Akses Wisata Kembali Terbuka
Hujan deras mengakibatkan longsor di jalur wisata Ranu Gumbolo, Tulungagung, Jawa Timur; petugas gabungan berhasil membersihkan akses jalan setelah sempat terhambat longsor susulan dan mengevakuasi 10 wisatawan.

Jalur wisata Ranu Gumbolo di Tulungagung, Jawa Timur, kembali dibuka setelah sempat tertutup longsor. Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 28 Januari 2024, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Pagerwojo selama dua hari berturut-turut. Petugas gabungan dari Perum Jasa Tirta, kepolisian, TNI, BPBD Tulungagung, dan relawan bahu membahu menangani bencana alam ini.
Hujan deras yang melanda menyebabkan tanah longsor dengan material cukup tebal menutup akses jalan menuju Ranu Gumbolo. Akibatnya, akses menuju lokasi wisata tersebut terputus dan sempat menghambat aktivitas warga sekitar, termasuk para wisatawan.
Insiden longsor ini juga sempat membuat 10 wisatawan yang sedang berkemah di Ranu Gumbolo terjebak. Berkat kerja sama tim evakuasi yang sigap, seluruh wisatawan berhasil diselamatkan tanpa mengalami cedera. Proses evakuasi melibatkan kerjasama antara kepolisian, relawan, dan pemerintah desa setempat.
Setelah mengevakuasi para wisatawan, petugas langsung melakukan pembersihan jalur tersebut. Namun, hujan yang terus turun memaksa penghentian sementara proses pembersihan dikarenakan risiko longsor susulan yang cukup tinggi. Meskipun sempat terbuka untuk kendaraan roda dua, jalur tersebut kembali tertutup longsoran susulan.
Material longsor yang menutup akses jalan tercatat memiliki panjang 20 meter, lebar 5 meter, dan tinggi mencapai 30 meter. Untuk mengatasi halangan ini, alat berat dari Perum Jasa Tirta dikerahkan pada Kamis pagi untuk memindahkan tiga bongkahan batu besar yang menjadi penghalang utama.
Pembersihan selanjutnya difokuskan pada pemindahan lumpur dan tanah longsoran. Proses pembersihan ini ditargetkan selesai pada sore atau malam hari, dengan catatan cuaca tetap mendukung. Jika hujan kembali turun, proses pembersihan akan kembali terhambat. Kapolsek Pagerwojo, AKP Guruh Yudhi Setiawan, menyatakan harapan agar cuaca tetap cerah agar proses pembersihan dapat berjalan lancar.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, khususnya di daerah rawan longsor. Kerja sama dan kesigapan tim gabungan dalam menangani bencana ini patut diapresiasi, mengingat keselamatan wisatawan dan warga sekitar menjadi prioritas utama. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serupa di masa mendatang.