Maluku Utara Targetkan Swasembada Telur 2026, Harga Telur Bisa Rp1.500 per Butir!
Pemerintah Provinsi Maluku Utara menargetkan Swasembada Telur Malut pada 2026. Akankah harga telur turun drastis menjadi Rp1.500 per butir?

Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) secara ambisius menargetkan program swasembada telur untuk mendukung sektor ekonomi lokal. Inisiatif ini diharapkan dapat menurunkan harga telur secara signifikan, menjadikannya lebih terjangkau bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, menyatakan bahwa infrastruktur pendukung akan disiapkan pada tahun 2025. Dengan demikian, Maluku Utara diharapkan dapat mencapai swasembada telur penuh pada tahun 2026, dengan target harga telur mencapai Rp1.500 per butir.
Saat ini, harga telur di Maluku Utara berkisar antara Rp2.000 hingga Rp2.500 per butir, yang sebagian besar didatangkan dari Surabaya menggunakan kapal laut. Oleh karena itu, program swasembada telur ini menjadi krusial untuk menstabilkan pasokan dan harga di wilayah kepulauan tersebut.
Strategi Komprehensif Menuju Swasembada Telur Malut
Untuk mewujudkan target swasembada telur, Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah merancang strategi yang melibatkan berbagai pihak. Salah satu langkah utama adalah kerja sama dengan Universitas Khairun dan pihak swasta dalam program pembibitan ayam petelur serta ayam daging.
Selain itu, aspek pakan ternak juga menjadi perhatian serius. Pemprov Malut bekerja sama dengan swasta untuk menyediakan lahan jagung seluas 2.000 hektare. Lahan ini akan dimanfaatkan sebagai sumber pakan utama bagi ayam petelur, memastikan ketersediaan dan kualitas pakan yang memadai untuk mendukung program swasembada telur.
Gubernur Sherly Tjoanda Laos menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat. Kolaborasi ini esensial dalam menyukseskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, yang mencakup peningkatan produktivitas pertanian sebagai salah satu dari lima agenda besar utamanya.
Peran Stabilitas dan Karantina dalam Mendukung Program Swasembada Telur
Stabilitas keamanan menjadi fondasi utama bagi keberhasilan pembangunan, terutama di wilayah kepulauan seperti Maluku Utara. Peran aktif Polda Maluku Utara dalam menjaga kondusivitas wilayah sangat strategis dan diharapkan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan daerah untuk mendukung iklim investasi dan produktivitas.
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku Utara, Willy Indra Yunan, menyoroti pentingnya sertifikat kesehatan. Sertifikat ini diperlukan untuk memastikan komoditas telur maupun hewan ternak yang dilalulintaskan dalam kondisi sehat, mencegah penyebaran penyakit antarwilayah dan menjaga kualitas produk.
Tindakan tegas dari Karantina Maluku Utara menunjukkan komitmen dalam menjaga keamanan pangan dan kesehatan hewan. Diharapkan, dengan adanya penertiban administrasi ini, pengguna jasa karantina dan masyarakat dapat lebih tertib, mendukung kelancaran program swasembada telur dan ketahanan pangan daerah.