Produksi Telur Tual Capai 11 Juta Butir per Tahun, Kontribusi Nyata untuk Ketahanan Pangan Maluku
Kota Tual, Maluku, sukses produksi 11 juta butir telur per tahun, melampaui kebutuhan lokal dan berkontribusi signifikan pada ketahanan pangan Maluku.

Kota Tual, Maluku, telah menorehkan prestasi membanggakan dalam sektor peternakan. Produksi telur lokal di kota ini mencapai angka fantastis, yaitu 11 juta butir per tahun. Prestasi ini diumumkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tual, Darnawati Amir, di Ambon pada Jumat lalu. Keberhasilan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan di Maluku dan sekitarnya.
Sebanyak 30.000 butir telur dihasilkan setiap harinya dari dua peternakan ayam petelur yang beroperasi di Ohoi Ngadi dan Ohoitel, Kecamatan Dullah Utara. Satu peternakan lainnya terpaksa ditutup karena wabah penyakit yang menyerang ayam-ayamnya. Meskipun demikian, produksi telur lokal Tual tetap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa kebutuhan telur masyarakat Kota Tual per kapita per tahun hanya sekitar 41,6 butir. Dengan jumlah penduduk sekitar 90.000 jiwa, total kebutuhan telur di Kota Tual diperkirakan mencapai 3,8 juta butir per tahun. Artinya, produksi telur di Tual jauh melampaui kebutuhan lokal, bahkan surplus hingga 7,2 juta butir per tahun.
Kelebihan Produksi Telur Tual: Berkah untuk Maluku
Kelebihan produksi telur di Kota Tual, yang mencapai 7,2 juta butir per tahun, tidak menjadi masalah. Justru sebaliknya, surplus ini menjadi berkah bagi daerah-daerah tetangga. Telur-telur tersebut didistribusikan ke Maluku Tenggara, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, dan Maluku Barat Daya (MBD).
Distribusi telur ini dilakukan secara bertahap, tergantung ketersediaan kapal dan permintaan pasar. Rata-rata pengiriman mencapai sekitar 100 ikat atau 18.000 butir per pengiriman, yang merupakan 64 persen dari produksi harian. Meskipun harga telur lokal di Tual mencapai Rp60.000 per rak (2 kg) atau sekitar Rp30.000 per kg, harga telur impor dari Surabaya justru lebih murah. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan biaya operasional peternakan.
Meskipun demikian, keberhasilan Kota Tual dalam memproduksi telur lokal dalam jumlah besar patut diapresiasi. Keberadaan peternakan lokal ini tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian daerah dan ketahanan pangan di Maluku secara keseluruhan.
Potensi Kota Tual sebagai Pusat Produksi Telur
Kota Tual menunjukkan potensi besar sebagai daerah penghasil telur unggulan di Maluku. Keberhasilan ini membuktikan bahwa pengembangan peternakan lokal dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian dan ketahanan pangan daerah. Pemerintah Kota Tual diharapkan dapat terus mendukung dan mengembangkan sektor peternakan ini agar produksi telur dapat terus meningkat dan menjangkau lebih banyak wilayah di Maluku.
Keberhasilan ini juga dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan sektor peternakan lokal sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat. Dukungan pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan produksi telur di Kota Tual.
Dengan adanya surplus produksi, Kota Tual memiliki peluang untuk mengekspor telur ke daerah lain di Indonesia, bahkan ke luar negeri. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan daerah dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Namun, perlu diperhatikan kualitas dan keamanan pangan agar telur tetap layak konsumsi dan memenuhi standar yang berlaku.
Ke depan, pengembangan infrastruktur dan teknologi peternakan di Kota Tual perlu ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Peningkatan kualitas ayam petelur dan manajemen peternakan yang baik juga sangat penting untuk menjaga keberlanjutan produksi telur.
Secara keseluruhan, keberhasilan Kota Tual dalam memproduksi telur dalam jumlah besar merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dan memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan di Maluku. Keberhasilan ini patut diapresiasi dan diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk mengembangkan sektor peternakan lokal.