Masa Depan Energi Bersih: PLN IP dan ITB Kaji Teknologi CCS di PLTU Pangkalan Susu
PLN Indonesia Power dan ITB berkolaborasi dalam studi kelayakan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di PLTU Pangkalan Susu. Akankah ini menjadi langkah awal transisi energi bersih Indonesia?

PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menjalin kerja sama strategis. Kolaborasi ini berfokus pada studi kelayakan penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS). Inisiatif ini dilaksanakan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu, Sumatera Utara.
Langkah penting ini merupakan bagian integral dari komitmen PLN yang lebih luas. Tujuannya adalah mendukung transisi energi nasional serta secara signifikan menurunkan emisi karbon. Emisi ini berasal dari sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Studi tersebut diawali dengan kunjungan lapangan tim ahli ITB ke PLTU Pangkalan Susu. Kegiatan ini dijadwalkan pada tanggal 4 hingga 6 Agustus 2025. Peninjauan fasilitas dan diskusi teknis menjadi agenda utama.
Kolaborasi Strategis untuk Energi Bersih
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, menegaskan pentingnya kolaborasi ini. Menurutnya, kerja sama dengan akademisi seperti ITB akan mempercepat transformasi energi nasional. Tujuan akhirnya adalah mencapai target net zero emission.
Teknologi Carbon Capture Storage (CCS) bukan sekadar solusi teknis semata. Lebih dari itu, CCS melambangkan semangat inovasi dan tanggung jawab lingkungan yang dijunjung tinggi oleh PLN IP. Implementasi teknologi ini diharapkan dapat menciptakan pembangkit yang lebih bersih dan berkelanjutan.
PLN Indonesia Power secara konsisten membuka ruang kolaborasi lintas sektor. Ini termasuk dengan akademisi, pemerintah, dan mitra internasional. Tujuannya adalah memastikan setiap langkah dekarbonisasi terlaksana secara terukur, efisien, dan berdampak nyata bagi masa depan energi Indonesia.
Potensi PLTU Pangkalan Susu dan Detail Studi Teknologi CCS
PLTU Pangkalan Susu merupakan salah satu pembangkit listrik utama di Sumatera Utara. Pembangkit ini dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi lokasi percontohan. Implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS) pada pembangkit listrik berbasis batu bara dapat dimulai dari sini.
Teknologi CCS memungkinkan penangkapan emisi karbon dari proses pembakaran. Karbon yang tertangkap kemudian disimpan secara aman. Hal ini secara signifikan dapat menurunkan emisi tanpa mengorbankan keandalan pasokan listrik.
Studi kelayakan yang dilakukan mencakup berbagai aspek krusial. Analisis teknis, operasional, keekonomian, dan dampak lingkungan menjadi fokus utama. Topik yang dibahas meliputi kebutuhan steam, intensitas emisi CO₂, serta jalur pipa.
Identifikasi lokasi potensial untuk penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) juga menjadi bagian penting. Hasil studi ini akan menjadi dasar kuat. Perencanaan desain teknis, estimasi biaya, dan strategi implementasi jangka panjang akan disusun.
Komitmen Dekarbonisasi dan Masa Depan Energi
Program studi ini menjadi bukti nyata komitmen PLN IP dalam menghadirkan pembangkit yang lebih bersih. Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan perusahaan. Targetnya adalah mencapai nol emisi karbon di masa depan.
Bernadus Sudarmanta kembali menekankan pentingnya sinergi. Kolaborasi dengan berbagai pihak akan mempercepat pencapaian target ambisius tersebut. Langkah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Visi jangka panjang PLN Indonesia Power adalah mewujudkan ekosistem energi yang ramah lingkungan. Dengan studi Carbon Capture Storage (CCS) ini, diharapkan terobosan besar dapat dicapai. Ini demi keberlanjutan energi nasional.