MBG di Papua: Prioritas untuk Masyarakat Rentan Gizi
Badan Gizi Nasional (BGN) memprioritaskan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua untuk masyarakat rentan gizi seperti ibu hamil, menyusui, balita, dan anak sekolah, guna meningkatkan kesehatan dan perekonomian lokal.

Badan Gizi Nasional (BGN) menetapkan fokus utama Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua Tengah, khususnya Nabire, untuk membantu masyarakat yang rentan mengalami masalah gizi. Sasaran utama MBG di Papua sama seperti di wilayah lain di Indonesia, yaitu anak-anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Hal ini diungkapkan oleh Tenaga Ahli Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Niken Gandini, menanggapi pertanyaan dari Lembaga Masyarakat Adat Nabire terkait program MBG.
"Filosofinya ada, mengapa kami memprioritaskan ibu-ibu hamil dan menyusui, karena mereka yang rentan gizi. Anak-anak remaja juga rentan gizi. Ibu-ibu itu kami berharap mereka gizinya baik, karena mereka kan mengandung janin untuk anak-anak yang akan dilahirkan, nantinya harus kita pastikan anak-anak tersebut sehat," jelas Niken di Kabupaten Nabire, Selasa (11/3).
BGN menekankan pentingnya gizi baik bagi ibu hamil dan menyusui untuk pertumbuhan janin dan kesehatan anak. Pemberian gizi yang baik sejak usia sekolah juga diyakini akan berdampak positif pada kesehatan dan perkembangan anak di masa depan. Program MBG dirancang untuk memastikan generasi penerus bangsa tumbuh sehat dan kuat.
Distribusi MBG di Nabire Mengikuti Hari Efektif Sekolah
Penyaluran MBG di Nabire disesuaikan dengan hari efektif sekolah. Mengingat banyak sekolah di Nabire melaksanakan kegiatan belajar mengajar hingga hari Sabtu, maka pendistribusian MBG juga akan berlangsung hingga hari Sabtu. "Kami dari BGN mengikuti hari efektif sekolah, kalau di sini sampai Sabtu, maka kami juga mengikuti sampai Sabtu," ujar Niken.
Sistem distribusi MBG yang efisien juga dijalankan. Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) memulai aktivitas sejak pukul 02.00 dini hari untuk memastikan makanan bergizi siap disalurkan ke sekolah-sekolah sebelum siswa pulang. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Niken menambahkan, "Diprioritaskan jam 7 pagi sudah siap sehingga bisa dikirimkan ke sekolah-sekolah sebelum mereka pulang. Ini akan menjadi pemberdayaan ekonomi yang sangat kuat, misalnya dalam sehari saja ada tiga ribu telur yang diproduksi, sudah berapa peternak ayam lokal yang terlibat, belum lagi nasi, sayur, dan lain sebagainya yang seluruhnya dikelola oleh masyarakat lokal."
MBG: Dukungan untuk Swasembada Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi
BGN mengajak masyarakat Papua untuk mendukung program MBG. Program ini dinilai sangat penting untuk mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, mendorong peran aktif koperasi, memperkuat pembangunan sumber daya manusia, serta membangun desa dari bawah untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 4,78 persen masyarakat dikategorikan miskin berdasarkan rata-rata jumlah anggota keluarga dan kelas pengeluaran tahun 2024. Niken menjelaskan, "Rata-rata anggota rumah tangga di penduduk miskin lebih banyak dibandingkan penduduk kelas menengah dan atas, sehingga perlu intervensi pemerintah untuk pemenuhan gizi."
Program MBG diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah gizi buruk dan kemiskinan di Papua, sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat lokal melalui keterlibatan mereka dalam proses produksi dan distribusi makanan bergizi.