Megawati Usul KAA Jilid II Bahas Kemerdekaan Palestina: Wujudkan Kembali Semangat Bandung
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengusulkan Konferensi Asia Afrika (KAA) Jilid II untuk membahas kemerdekaan Palestina dan isu-isu global, sebagai aktualisasi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

Ketua DPP Bidang Luar Negeri PDI Perjuangan (PDIP), Ahmad Basarah, menyampaikan gagasan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengenai penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) Jilid II. Gagasan ini bertujuan untuk membahas nasib bangsa-bangsa yang belum merdeka, khususnya Palestina, serta merespon kondisi geopolitik global terkini. Pertemuan ini diharapkan dapat mengevaluasi 70 tahun perjalanan KAA dan menghasilkan keputusan monumental dalam merekontekstualisasikan Dasasila Bandung.
Basarah menjelaskan bahwa usulan KAA Jilid II muncul sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan internasional. Megawati berharap forum ini dapat menjadi wadah untuk membangkitkan kembali solidaritas Global Selatan-Selatan. Situasi geopolitik saat ini, ditandai oleh ketegangan bilateral, regional, dan internasional, membutuhkan forum seperti KAA Jilid II untuk menghasilkan solusi bersama.
Gagasan penyelenggaraan KAA Jilid II ini sejalan dengan semangat politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Megawati melihat perlunya forum ini untuk menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai pemimpin moral dunia dalam memperjuangkan keadilan global, khususnya bagi Palestina yang masih hidup di bawah penjajahan. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan melawan kolonialisme belumlah usai.
KAA Jilid II: Aktualisasi Politik Luar Negeri Indonesia dan Solidaritas Global
Menurut Basarah, KAA Jilid II bukan hanya sekadar nostalgia, melainkan forum nyata untuk merespons isu-isu ketidakadilan global. Isu-isu tersebut meliputi eksploitasi sumber daya, ketergantungan ekonomi, dan tentu saja, perjuangan bangsa Palestina untuk kemerdekaan. Megawati berharap KAA Jilid II dapat menjadi wadah penggalangan kekuatan moral dan politik untuk mencapai keadilan global.
Dasasila Bandung, sepuluh prinsip hasil KAA tahun 1955, akan menjadi landasan utama dalam KAA Jilid II. Prinsip-prinsip tersebut, yang menekankan perdamaian, kedaulatan, dan kerja sama antarbangsa, akan direkontekstualisasikan untuk menjawab tantangan global masa kini. Dengan demikian, KAA Jilid II diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan dan komitmen nyata untuk mengatasi berbagai permasalahan global.
Sebagai aktualisasi politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, KAA Jilid II akan menjadi bukti komitmen Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan bagi seluruh bangsa di dunia. Hal ini sejalan dengan warisan Bung Karno yang selalu memperjuangkan kemerdekaan dan perdamaian dunia.
Inisiatif ini juga diharapkan dapat memperkuat kerja sama dan solidaritas antarnegara di Asia dan Afrika, serta negara-negara berkembang lainnya dalam menghadapi berbagai tantangan global.
Diskusi Warisan Bung Karno: Mencari Solusi untuk Perdamaian dan Keadilan Sosial
Sebagai bagian dari peringatan 70 tahun KAA, Badan Sejarah Indonesia PDIP menyelenggarakan diskusi bertajuk "Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global". Diskusi ini menghadirkan sejarawan, diplomat, dan akademisi untuk membahas semangat Bandung dan tantangan Asia-Afrika saat ini, serta peran Bung Karno dalam diplomasi global.
Diskusi tersebut terbagi dalam dua panel. Panel pertama bertema "Semangat Bandung dan Tantangan Asia-Afrika Kini", sementara panel kedua bertema "Peran Bung Karno dan Warisan Diplomasi Global". Selain itu, terdapat pula kuliah umum mengenai peran Indonesia dalam pembebasan Asia-Afrika. Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai rekomendasi solutif untuk perdamaian dan keadilan sosial, baik bagi bangsa-bangsa di dunia maupun rakyat Indonesia.
Melalui diskusi ini, diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya kerja sama internasional dan solidaritas global dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini. Diskusi ini juga diharapkan menjadi langkah awal untuk mempersiapkan KAA Jilid II yang lebih efektif dan bermanfaat.
Ahmad Basarah berharap diskusi ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial di dunia. Gagasan KAA Jilid II merupakan langkah konkret untuk meneruskan semangat dan cita-cita Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan dan perdamaian dunia.
Dengan adanya usulan KAA Jilid II ini, Indonesia sekali lagi menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan keadilan dan perdamaian dunia, khususnya bagi bangsa Palestina yang masih berjuang untuk kemerdekaannya.