PDIP Dorong Revitalisasi Semangat KAA 1955 Hadapi Tantangan Global
PDIP menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika 1955 untuk menghadapi tantangan global seperti ketimpangan ekonomi dan krisis iklim, serta melawan neokolonialisme.

Jakarta, 26 April 2024 - Ketua DPP Bidang Luar Negeri PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, menyerukan revitalisasi semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 dalam menghadapi tantangan global terkini. Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi bertajuk Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global di Jakarta. Basarah menekankan pentingnya nilai-nilai KAA untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan bermartabat di tengah krisis ekonomi dan iklim.
Basarah menyebut KAA 1955 sebagai salah satu pencapaian gemilang Presiden Soekarno. Melalui konferensi tersebut, Indonesia dan negara-negara Asia Afrika lainnya menunjukkan tekad untuk menentukan nasib sendiri tanpa campur tangan kekuatan kolonial. Ia mengutip pidato Bung Karno yang menyerukan lahirnya Asia dan Afrika baru, yang menjunjung tinggi kemerdekaan dan perdamaian sebagai dua hal yang tak terpisahkan. "Perdamaian merupakan prasyarat penting bagi kemerdekaan," tegas Basarah.
Menurut Basarah, bentuk kolonialisme telah berubah menjadi neokolonialisme yang lebih halus, melalui penguasaan ekonomi, budaya, dan informasi. Ia mengingatkan pesan Bung Karno bahwa kolonialisme belum mati, melainkan berganti wujud menjadi neokolonialisme yang sulit dideteksi. KAA, menurutnya, telah memicu gelombang dekolonisasi yang signifikan, dengan 41 negara memproklamasikan kemerdekaannya dalam satu dekade setelah konferensi tersebut.
Warisan Bung Karno dan Semangat KAA
Sebagai partai yang mewarisi ajaran Bung Karno, PDI Perjuangan berkomitmen untuk melanjutkan dan melestarikan semangat KAA. Partai ini percaya bahwa tatanan dunia yang lebih adil dan setara bukanlah utopia, melainkan sebuah keniscayaan yang dapat dicapai melalui persatuan, keberanian, dan solidaritas global. Basarah menekankan pentingnya semangat KAA dalam menegakkan kedaulatan nasional, memperjuangkan perdamaian dunia, dan membangun solidaritas global yang sejati.
Dalam konteks global saat ini, semangat KAA dapat diartikan sebagai upaya untuk melawan berbagai bentuk ketidakadilan dan penindasan. Ini termasuk melawan ketimpangan ekonomi yang semakin menganga, serta ancaman krisis iklim yang mengancam keberlangsungan hidup manusia. Semangat KAA juga dapat dimaknai sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama antarnegara berkembang dalam menghadapi tantangan global.
Selain itu, semangat KAA juga relevan untuk menghadapi tantangan neokolonialisme. Dengan menghidupkan kembali semangat anti-kolonialisme, negara-negara berkembang dapat lebih efektif dalam melawan berbagai bentuk dominasi ekonomi dan politik dari negara-negara maju. Hal ini memerlukan kerja sama yang kuat dan komitmen bersama untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan bermartabat.
Implementasi Semangat KAA di Era Modern
Revitalisasi semangat KAA tidak hanya sebatas retorika, melainkan memerlukan implementasi konkret dalam berbagai kebijakan dan tindakan. PDI Perjuangan, sebagai partai politik yang memegang teguh nilai-nilai KAA, memiliki peran penting dalam mendorong implementasi tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan memperkuat diplomasi Indonesia di kancah internasional, serta mendorong kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Lebih lanjut, PDI Perjuangan juga dapat mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai KAA. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan penyebaran informasi yang luas. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai nilai-nilai KAA, serta berperan aktif dalam mewujudkan tatanan dunia yang lebih adil dan bermartabat.
PDI Perjuangan juga dapat berperan dalam mendorong reformasi sistem global yang lebih adil dan demokratis. Hal ini termasuk mendorong reformasi lembaga-lembaga internasional seperti PBB, agar lebih representatif dan responsif terhadap kebutuhan negara-negara berkembang.
Dengan demikian, revitalisasi semangat KAA menjadi sebuah keniscayaan dalam menghadapi tantangan global saat ini. Hal ini memerlukan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, partai politik, dan masyarakat sipil. Hanya dengan semangat persatuan, keberanian, dan solidaritas, tatanan dunia yang lebih adil dan setara dapat terwujud.
Semangat KAA yang menekankan kemerdekaan, perdamaian, dan kerjasama internasional menjadi pedoman penting bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya dalam menghadapi berbagai tantangan global. Dengan menghidupkan kembali semangat tersebut, Indonesia dapat memainkan peran yang lebih besar dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan bermartabat.