Menag Nasaruddin Umar Raih Gelar Doctor of Divinity dari Hartford University
Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima gelar Doctor of Divinity dari Hartford International University, menandai puncak kerja kerasnya dalam membangun perdamaian antariman dan kerja sama internasional.

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, baru-baru ini menerima penghargaan bergengsi berupa gelar Doctor of Divinity dari Hartford International University for Religion and Peace. Penghargaan ini diberikan dalam sebuah upacara resmi di kampus Hartford, Amerika Serikat. Gelar kehormatan ini merupakan pengakuan atas dedikasi dan kontribusi Menag Nasaruddin Umar dalam membangun perdamaian antariman dan memperkuat kerja sama internasional di bidang keagamaan.
Dalam keterangannya di Jakarta, Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya atas penghargaan tersebut. Ia menyebut Hartford International University sebagai tempat yang memiliki arti spesial baginya, "Alhamdulillah, hari ini saya mendapatkan kehormatan berupa gelar Doctor Honoris Causa dari Hartford International University (dulu bernama Hartford Seminary), salah satu perguruan tinggi terbaik di Amerika," ujarnya. Ia merasa memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan universitas tersebut dan menyebut Presiden Hartford International University, Dr. Joel N. Lohr, sebagai sahabat dekat.
Penghargaan ini bukan hanya sebuah capaian pribadi, tetapi juga menjadi representasi dari komitmen Indonesia dalam membangun dialog antaragama dan perdamaian dunia. Gelar Doctor of Divinity ini menjadi bukti nyata atas dedikasi Menag Nasaruddin Umar dalam memperjuangkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Kerja Sama dan Perdamaian Antariman
Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa upaya membangun perdamaian lintas iman masih merupakan perjalanan panjang yang perlu terus diperjuangkan. Ia menganggap pentingnya membangun titik temu di tengah perbedaan, baik antaragama maupun antarmazhab dalam Islam. Hal ini tercermin dari pengalamannya membangun hubungan harmonis dengan berbagai organisasi Islam di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Ia menuturkan, "Saya warga Nahdlatul Ulama, namun selalu menjalin hubungan erat dengan Muhammadiyah dan para pemimpinnya. Keduanya adalah aset penting bagi bangsa ini." Pengalaman ini menunjukkan komitmennya dalam membangun persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Hal ini juga sejalan dengan komitmennya dalam membangun perdamaian antariman di tingkat global.
Selain itu, Menag Nasaruddin Umar juga berbagi pengalamannya selama studi di Amerika Serikat, termasuk saat mengikuti program pascadoktoral dan riset lapangan di Georgetown University. Ia bahkan menyaksikan langsung tragedi 9/11 dan turut menggagas berdirinya IMAAM Center di Virginia, yang diresmikan oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2014.
Pengalaman-pengalaman tersebut telah membentuk pemahamannya yang mendalam tentang pentingnya dialog antaragama dan perdamaian dunia. Hal ini juga tercermin dalam komitmennya untuk terus mengirimkan mahasiswa Indonesia ke Hartford University untuk mengikuti pelatihan intensif melalui Program Pendidikan Kader Ulama (PKU).
Penguatan Kerja Sama Indonesia-Amerika Serikat
Menag Nasaruddin Umar juga mengapresiasi hubungan erat antara Hartford International University dengan tokoh-tokoh penting Indonesia, seperti Dr. Alwi Shihab, Dr. Azyumardi Azra, Dr. Hafid Abbas, dan Jusuf Kalla. Ia menilai hal ini sebagai fondasi yang kuat untuk memperkuat kerja sama pendidikan dan keagamaan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Lebih lanjut, ia mengusulkan pembentukan Indonesia Study Center di Hartford sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kerja sama tersebut. "Pusat studi ini akan menjadi energi positif bagi hubungan Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya dalam membangun peradaban melalui jalur pendidikan dan dialog antaragama," katanya. Gagasan ini menunjukkan visi Menag Nasaruddin Umar dalam membangun kerja sama internasional yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi kedua negara.
Program Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang mengirim puluhan mahasiswa ke Hartford University juga merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang keagamaan. Para peserta PKU dilatih intensif dalam berbagai bidang, mulai dari bahasa Inggris, metodologi riset, hingga epistemologi tafsir. Menag Nasaruddin Umar menyebut pengalaman belajar di Amerika sebagai "membaca buku besar yang hidup", yang menunjukkan betapa berharganya pengalaman belajar tersebut bagi para peserta.
Secara keseluruhan, penghargaan Doctor of Divinity yang diterima Menag Nasaruddin Umar merupakan sebuah prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Penghargaan ini bukan hanya pengakuan atas kontribusi pribadinya, tetapi juga menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam membangun perdamaian antariman dan memperkuat kerja sama internasional di bidang keagamaan.